Harian Sederhana, Bogor – Dua siswa SMA Negeri 1 Kota Bogor, Theonaldo Vincentius Androdi dan Marcellino Chris O’Vara berhasil menjadi finalis dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) ke-11 Tahun 2019 di The Sunan Hotel Solo, Jalan Ahmad Yani, No. 40, Surakarta.
Duta Jawa Barat ini berhasil menjadi delegasi di bidang fisika terapan dan rekayasa (FTR) dengan judul penelitian Smart Universal Power Outlet sebagai Solusi Smart Home yang Modular dan Terintegerasi Internet of Things.
Selain itu, duta Jabar juga ikut hadir di bidang ilmu sosial dan humaniora. Mereka adalah Julpi Hardiansi dan Fahrian Alif Afwan asal SMAN 1 Cisarua, dengan judul Komparasi Taraf Proklastinasi bagi Siswa Jurusan MIPA dan IPS. Untuk tema Board Game Garuda (game sejarah untuk anak muda) sebagai media pembelajaran sejarah, ada Dhafin Ghalib Luqman Hakim dan Muhammada Dzulfikar Andika Satriatama dari SMAS Pesantren Unggul Al Bayan.
Kepala SMAN 1 Kota Bogor, Dr. R. Bambang Aryan Soekisno, MPd berharap, kedua siswanya mampu meraih yang terbaik dalam ajang tersebut. “Saya berharap, kedua siswa SMAN 1 Kota Bogor mampu bersaing di tingkat nasional, sehingga meraih prestasi yang baik,” ujarnya penuh harap.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Purwadi Sutanto, usai membuka Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) ke-11 Tahun 2019, kemarin, menyambut gembira dan mengapresiasi antusiasme peserta yang terus meningkat.
“Dari tahun ke tahun, peminat OPSI semakin banyak dan kualitas penelitiannya pun semakin baik. Ini indikasi bahwa budaya meneliti telah menyebar di kalangan siswa,” tuturnya.
Ia mengatakan, Kemendikbud akan terus memfasilitasi seluruh bakat dan minat peserta didik, menyediakan wahana untuk memfasilitasi olah bakat dan potensi siswa, mulai dari olah pikir, olah rasa, olahraga, dan olah hati. Ia pun mengimbau siswa agar tidak minder dengan nilai UN yang rendah karena di balik itu masih ada bakat dan minat yang bisa diasah.
“Kalian adalah anak-anak yang memiliki bakat dan minat luar biasa, khususnya dalam talenta meneliti dan saya sangat bangga,” ungkapnya.
Purwadi pun meminta dewan juri untuk memberikan kritik dan saran kepada peserta terkait kekurangan penelitiannya. “Kritik ini akan menjadi bekal bagi peserta didik guna meningkatkan kompetensi, kreativitas, pemikiran yang kritis, kolaborasi, dan cakap dalam berkomunikasi,” pungkasnya. (*)









