Harian Sederhana, Cibinong – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat menyatakan bahwa sebaran virus corona jenis baru (COVID-19) ada di tiga kecamatan berdasarkan domisili pasien yang positif terinfeksi, yaitu Bojonggede, Cibinong, dan Gunung Putri.
“Ada tiga pasien positif COVID-19 yang berdomisili di Kecamatan Bojonggede, satu pasien di Kecamatan Cibinong, dan satu pasien lagi di Kecamatan Gunung Putri,” katanya dalam penjelasan di Cibinong, Senin (23/03).
“Total ada enam positif terinfeksi COVID-19, satu di antaranya meninggal dunia,” tambahnya.
Meski begitu, ada satu pasien positif terinfeksi COVID-19 di Kabupaten Bogor yang enggan dipublikasikan tempatnya berdomisili, sehingga tidak tercatat oleh Pemkab Bogor dalam peta sebaran COVID-19 di Kabupaten Bogor.
Sementara itu, hingga Senin (23/3) malam pukul 20.00 WIB, sedikitnya ada sebanyak 133 warga berstatus orang dalam pemantauan (ODP), 90 orang di antaranya sudah diperksa dan dinyatakan negatif COVID-19.
Kemudian ada sebanyak 40 pasien dengan pengawasan (PDP), 18 orang di antaranya sudah diperksa dan dinyatakan negatif COVID-19
Sementara, lima pasien positif COVID-19 berdasarkan tempat domisilinya yaitu pasien pertama perempuan berusia 67 tahun tinggal di Kecamatan Bojonggede yang meninggal dunia pada Kamis (19/3) dini hari.
Pasien kedua yaitu laki-laki berusia 35 tahun, anak dari pasien pertama yang juga berdomisili di Kecamatan Bojonggede. Pasien ketiga, seorang laki-laki berusia 27 tahun berdomisili di Kecamatan Cibinong, berprofesi sebagai pramugara.
Pasien keempat yaitu seorang laki-laki berusia 36 tahun yang berdomisili di Kecamatan Bojonggede, yakni seorang dokter yang bertugas di sebuah Rumah Sakit Jakarta itu memiliki riwayat memeriksa pasien kasus positif COVID-19.
Kemudian, pasien kelima seorang laki-laki berusia 30 tahun yang berdomisili di Kecamatan Gunung Putri. Ia merupakan perawat di salah satu rumah sakit di Jakarta yang pernah menangani pasien kasus positif COVID-19, demikian Ade Yasin.
Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, gencar menyosialisasikan tentang virus corona atau COVID-19 setelah mendapat instruksi dari Bupati Ade Yasin.
“Untuk tingkat puskesmas dan RSUD (rumah sakit umum daerah) sudah (sosialisasi). Puskesmas lebih ke arah pencegahan. Kami akan rakor juga,” ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Bogor dr Kusnadi kepda Antara di Bogor, Kamis.
Menurutnya, petugas puskesmas se-Kabupaten Bogor akan berkoordinasi dengan para petugas kecamatan setelah menerima materi mengenai COVID-19 dari Dinkes Kabupaten Bogor.
“Tentang apa itu infeksi COVID-19, gejala apa, akan menular ke siapa, bagaimana cara penulannya, bagaimana kalau terjadi gejala tersebut kemudian harus kemana. Terus bagaimana pencegahannya ini yang penting,” ujar dr Kusnadi.
Pemkab Bogor, katanya, tengah meningkatkan kewaspaan terhadap penularan COVID-19, meski belum ada orang dinyatakan terindikasi corona berasal dari Bogor.
Kewaspadaan itu tertuang dalam Instruksi Bupati Bogor Nomor 90 tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan infeksi COVID-19.
Instruksi ditandatangani Bupati Ade Yasin tanggal 4 Maret 2020 yang berisi beberapa poin langkah antisipasi pencegahan dan menyiapkan fasilitas kesehatan jika ada pasien terindikasi COVID-19.
Lewat instruksi ini, Ade Yasin meminta dinas kesehatan, puskesmas, camat hingga kepala desa/lurah, lebih gencar menyosialisasikan cara penularan dan pencegahan virus corona. (Antara)









