Harian Sederhana, Bekasi – Pendapat berbeda terkait kecelakaan yang menimpa tiga korban jiwa dalam satu pekan, di Jalan Raya Narogong, Kota Bekasi diutarakan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Jika sebelumnya Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaitkan insiden kecelakaan tersebut dengan mistis, namun tidak bagi Uu.
Menurut orang nomor dua di Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu, faktor kecelakaan lalulintas yang melibatkan pengendara kendaraan bermotor lebih dikarenakan kelalaian sang pengendara.
“Faktor utama penyebab kecelakaan di jalan raya adalah kelalaian, bukan kondisi jalan,” tegas mantan Bupati Tasik Malaya itu, menanggapi banyaknya korban jiwa akibat kecelakaan di Jalan Raya Siliwangi terusan Jalan Raya Narogong yang meruoakab jalan Provinsi di Kota Bekasi.
Uu menambahkan, faktor lain penyebab kecelakaan kendaraan yakni, pengguna yang jalan tidak berakal hingga terjadi kecelakaan.
Namun demikian sambung Uu, dirinya akan mempertanyakan ke Dinas Perhubungan, terkait penyebab kecelakaan yang kerap terjadi di jalan milik provinsi di wilayah itu.
Yang jelas menurut Uu, penyebab kecelakaan bukan karena jalan rusak atau kultur jeglokan dan lainnya. Tetapi, karena faktor pengendaranya.
Menurut dia, jalan sejelik apapun seperti tikungan tajam dan lainnya jika pengendara hati-hati Insya Allah tidak terjadi kecelakaan.
“Prinsip berkendaraan itu dibawa baik penuh kehati hatian bisa. Ugal ugalan tanpa akan memikirkan keselamatan pun bisa juga. Jangan selalu menyalahkan lingkungan dan jalan,” tandasnya gemar berkopiah itu saat di temui di Bekasi, kemarin.
Untuk itu dia berharap seluruh pengguna jalan raya pertama harus ingat jangan sampai lalai, kedua tentunya harus berdoa untuk diberi keselamatan dalam berkendaraan. Karena semua sarana seperti rambu lalulintas hanya pelengkap keselamatan ada pada diri sendiri.
Lebih lanjut dia mengatakan terkait perbaikan jalan. Bahwa Provinsi setiap tahun pasti mengalokasikan buat jalan. Tapi dia mengaku untuk tahun depan belum mengetahui secara detail titik mana saja yang dianggarkan untuk dilakukan perbaikan.
“Titik mana saja jalan Provinsi Jabar yang akan diperbaiki tahun depan belum diketahui secara pasti. Bisa ditanyakan nanti setelah kami rapat dulu membahas soal jalan,”tukasnya.
Diakuinya bahwa jalan Provinsi di berbagai wilayah Jabar menjadi tanggungjawab daerah tingkat satu. Dia mengatakan harus dipahami dalam penganggaran tidak bisa serta merta.
“Namanya anggaran ada istilah e-planing, e-budgeting. Tapi soal jalan Siliwangi di Kota Bekasi akan menjadi catatan dalam pembahasan anggaran infrastruktur jalan,” pungkasnya menyakinkan.
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berencana memasang garis kejut menonjol di Jalan Raya Siliwangi-Narogong yang membentang dari Rawalumbu hingga Bantargebang.
Hal itu guna meningkatkan keamanan pengguna jalan dan menekan angka kecelakaan yang kerap terjadi di ruas jalan tersebut.
“Harusnya (setiap) 50 meter di sana ada kejut, tengah-tengahnya ada lampu peringatan,” ujar pria yang akrab disapa Pepen itu ditemui
Meski demikian, Pepen juga heran dengan kecelakaan yang terus-menerus terjadi melibatkan pemotor. Sebab, ruas jalan tersebut hampir seluruhnya telah diaspal mulus. Beberapa titik juga sudah dipasangi median jalan.
Pepen malah mengaitkan kecelakaan yang kerap memakan korban di Jalan Raya Narogong-Siliwangi dengan hal gaib.
“Di situ kan jalannya bagus, tapi ada yang tewas ya? Ada sesuatu itu kecelakaan, mesti diselametin dulu itu, ya percaya enggak percaya lah. Seperti ada mitos ya,” ungkap dia kepada wartawan belum lama ini.
Diketahui awal September lalu, Jalan Raya Narogong-Siliwangi yang membentang di Kecamatan Rawalumbu dan Bantargebang Kota Bekasi menelan korban jiwa sebanyak tiga orang akibat kecelakaan lalulintas dalam waktu sepekan.
Jalan dikenal sebagai jalur ekstrim hingga sempat dijuluki ‘black spot’ atau jalur tengkorak. (*)









