Harian Sederhana, Bekasi – Minimnya jumlah blanko e-KTP yang diberikan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam setiap bulannya, untuk Pemerintah Kota Bekasi sebabkan warga Kota Patriot, hingga kini masih menggunakan surat keterangan (Suket).
Bahkan, penggunaan Suket oleh warga mengalami kenaikan hingga 20 ribu, pasca Pemilihan Presiden Bukan April 2019 lalu.
“Sebelumnya penggunaan Suket sebanyak 60 ribu. Namun setelah Pemilu, jumlah itu meningkat menjadi 80 ribu lebih,” terang Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bekasi, Ridwan AS saat ditemui, Kamis (24/10).
Melonjaknya penggunaan Suket untuk KTP menurut Ridwan, dikarenakan beberapa unsur diantaranya, kerusakan, hilang blanko, KTP pemula, pindah dan kedatangan dari luar Kota Bekasi.
Dikatakan, pemberian blanko e KTP oleh Kemendagri sebanyak 500 keping, dalam setiap bulannya.
Padahal sambung dia, idealnya pemberian blanko untuk Kota Bekasi sebanyak 5 sampai 10 ribu dalam setiap bulannya.
“Jika jumlah itu terpenuhi, dipastikan tidak ada lagi warga Kota Bekasi yang menggunakan Suket,” tuturnya.
Dijelaskan, jumlah 500 keping blanko dalam setiap bulannya itu, langsung didistribusikan ke 15 tempat pelayanan yang ada di Kota Bekasi yaitu, 12 kantor Kecamatan dab 3 Gerai pelayanan di Mal Pelayanan Publik (MPP).
Dengan kondisi demikian lanjut Ridwan, pihaknya berharap kepada masyarakat agar bersabar mengingat blanko yang minim.
Ditambahkan, dari 500 keping itu proses pemberian kepada warga dilakukan dengan sistem antrian yang sudah diterapkan.
Warga sendiri kata dia, hanya tinggal menunggu e KTP selesai dan akan diberikan langsung oleh petugas pelaksanaan monitoring (Pamor) ke rumah pemilik KTP tanpa dikenakan biaya sedikitpun.
Sebelumnya Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku sejak lama ingin mengajukan pencetakan blanko e-KTP dilakukan secara mandiri oleh pemerintah daerah.
Tetapi hal ini tidak bisa dilakukan, lantaran blanko harus didistribusi dari Kemendagri.
“Berapa kali Wali Kota minta Mendagri supaya blanko kami bikin. Umpamanya pencetakan Peruri (perusahaan percetakan) kita bikin, kita bayar,” kata Rahmat Effendi.(*)









