Harian Sederhana – Madrasah Ibtidaiyah Al Hikmah di Jalan H Kenan, Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari kekurangan Ruang Kelas Baru (RKB). Pihak sekolah memohon kepada Kemenag Provinsi Jawa Barat dan Kemenag Pusat mengalokasikan anggaran untuk pembangunkan RKB agar 250 siswa madrasah tersebut bisa belajar dengan nyaman.
“Sekolah ini RKB-nya hanya ada 5 ruang kelas, sedangkan yang dibutuhkan sembilan ruang kelas, sehingga masih kurang empat ruang kelas,” ujar Irfan selaku Kepala MI setempat, kepada Harian Sederhana, Senin (20/8).
Upaya yang dilakukan untuk penambahan ruang kelas, diakuinya, sudah memohon kepada Kemenag pusat, melalui Kemenag Depok dan Provinsi pada 2013, namun sampai saat ini bantuan belum juga direalisasi, sehingga siswa sekolah masuk ruang kelas secara paralel dan pada sore hari.
Kelas satu sekarang ini ada dua kelas, mereka masuk secara paralel. Shift pertama masuk pukul 7.00 pulang pukul 11.00, setelah itu dilanjut siswa di kelas yang sama, hingga pukul pukul 14.30. Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya ruang kelas.
Sedangkan areal sekolah hanya sekitar 870 meter pesegi, jika permohonannya diwujudkan pembangunannya bisa dua lantai, sehingga kebutuhan ruang kelas bisa terpenuhi.
“Kami berharap pembangunan RKB bantuan dari Kemenag bisa direalisasi karena siswa di sekolah ini sekitar 30 persen anak yatim dan warga miskin di mana biaya sekolahnya ditanggung yayasan,” tuturnya.
Sekolah yang tak jauh dari Situ Bojongsari ini, berdiri sejak 1996. Dari 5 ruang kelas yang dibangun sampai sekarang ini tidak mengalami perubahan, namun keberadaan sekolah tersebut tetap eksis di tengah masyarakat karena niat yayasan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Seiring dengan berjalannya waktu, dari awalnya hanya memiliki siswa sekitar 40 anak di tahun pertama berdiri, kemudian meningkat pesat di tahun berikutnya, dan hingga saat ini mencapai 250 peserta didik. Penerimaan siswa baru tahun 2018 lalu juga dibatasi, karena tidak tersedia ruang kelas.
Antusias masyarakat menyekolahkan di MI selain anaknya memperoleh bekal agama, biayanya pun minimalis, sehingga mereka berbondong-bondong masuk di sekolah ini.
“Ya, ruang kelas kami terbatas sehingga siswa baru juga dibatasi. Tapi, tahun lalu karena siswanya kurang dari dua kelas, kami mencari anak-anak sekitar pinggir situ yang tidak sekolah untuk diarahkan masuk MI Al Hikmah sehingga tidak ada yang terlambat sekolah,” tuturnya.
Keberadan sekolah MI Al Hikmah, didukung masyarakat setempat, lantaran tidak sedikit siswa setempat berprestasi di dalam berbagai ajang lomba, seperti lomba matematika juara kedua tingkat kecamatan, lomba badminton juara ke-2 di Tangerang Selatan, dan lomba lainnya.
Hal inilah yang mendorong masyarakat setempat menyekolahkan anak-anak mereka di MI Al Hikmah. Pertimbangan lainnya, letak sekolah berdekatan dengan rumah warga, dan lokasinya ditepi jalan lingkungan sehingga mudah terjangkau. (Dib/HS/SG)









