Harian Sederhana – Warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Cilodong, Kota Depok merayakan peringatan Natal di Gereja Oikumene yang dipimpin oleh Pendeta John Manoppo dan Gembala Kristin, Jumat (14/12).
Para keluarga dari warga binaan tampak sukacita dalam perayaan tersebut. Tampak tersirat wajah kebahagiaan dan haru di wajah para warga binaan dan keluarga lantaran bisa berkumpul bersama merayakan Natal.
Kepala Rutan Kelas IIB Cilodong, Bawono Ika Sutomo menuturkan 83 warga binaan Rutan Kelas IIB Cilodong perayaan Natal yang mana merupakan hasil kerjasama antara Rutan Cilodong dengan Gereja Oikumene dan Gembala Kristin.
“Perayaan ini merupakan wujud kepedulian masyarakat terutama dalam memberikan pembinaan iman untuk warga binaan yang kini tengah menjalani masa tahanan disini (Rutan Cilodong-red),” tuturnya kepada wartawan.
Dia mengatakan, melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat menambah semangat para warga binaan agar kedepannya menjadi insan yang lebih baik serta tidak mengulangi kesalahan yang sama maupun yang lainnya.
“Selepas menyelesaikan masa hukumannya, para warga binaan dapat membuktikan kualitas diri mereka dan masyarakat pun bisa menerimanya kembali,” katanya.
Pada kesempatan itu juga dia mengatakan, nantinya dari 83 warga binaan yang beragama Nasrani bilamana memenuhi syarat adminitrasi maka akan mendapatkan remisi.
“Kurang lebih ada sekitar 40 warga binaan yang kita lihat memiliki keinginan besar dalam mengubah diri menjadi manusia yang lebih baik lagi. Mereka pun berkesempatan mendapatkan remisi hari raya keagamaan,” papar Bawono.
Dalam perayaan Natal ini juga, lanjut Bawono, para warga binaan diberikan kebebasan untuk mengundang semua saudara atau keluarganya agar dapat merayakan Natal bersama di Rutan Cilodong.
“Semoga ini bisa menjadi sarana pelepas rindu antara warga binaan dengan keluarganya,” imbuhnya.
Sementara itu Pendeta Samuel Simorangkir dari Gereja Adven mengingatkan pada para warga binaan bahwa Tuhan selalu berada di sisi mereka. Walaupun para warga binaan ini tengah menjalani masa hukuman lantaran kesalahan mereka sebelumnya.
“Perayaan Natal kita rayakan setiap tahun, tapi teladan kita kepada Yesus harus kita lakukan setiap saat agar kita dapat diselamatkan dari dosa. Sebab, Tuhan Yesus itu lahir kemudian mati di kayu salib lalu bangkit dari kematian adalah untuk menyelamatkan kita manusia. Tuhan Yesus adalah Juru Selamat kita semua,” katanya. (Wahyu Saputra)









