Harian Sederhana, Depok – Saat makan, masyarakat Indonesia sering mengatakan tidak “nampol” ketika tak ada sambal. Bagaikan sayur tanpa garam, begitulah rasanya ketika makan tapi tidak tersedia sambal sebagai penambah semangat makan.
Sesaknya pelaku usaha yang terjun di pasar sambal kemasan membuat pebisnis harus menetapkan strategi demi menarik perhatian konsumen. Selain menawarkan rasa sambal nan khas, mereka juga harus memberi nilai tambah yang membedakan produknya dengan kompetitor lain.

Henny Purnamawati
Hal inilah yang dipikirkan Henny Purnamawati. Wanita berhijab ini tak hanya memproduksi aneka sambal nan lezat, tetapi juga mengemasnya dalam botol berdesain modern. Mengusung merek Sambal Ebi, ia pun akhirnya merintis bisnis sejak setahun yang lalu.
Inspirasi Henny Purnamawati memproduksi sambal rumahan didapat kala dirinya sempat membuka usaha angkringan. Uniknya, menurut dia para pelanggan yang datang malahan menyukai sambal buah tangannya.
“Saya pikir potensi bisnis sambal sangat besar karena orang Indonesia rata-rata suka menyantap makanan pedas,” tutur wanita berhijab ini kepada Harian Sederhana, Kamis (16/52019).
Ia mengatakan, sambal yang diproduknya dirinya ini sangat berbeda dengan sambal yang telah ada. Sebab dirinya meramu sambal dengan resep rahasia milik keluarganya. Karena dirinya menyebut sambal yang diproduksi tentu memiliki rasa yang khas.
“Mekanisme pembuatannya dari cabe segar dan udang kering saya kemas dengan ramuan rahasia keluarga hingga jadilah sambel dengan rasanya yang mak nyus,” kata Henny.
Selain untuk dikonsumsi sendiri, dia juga melihat masyarakat Indonesia gemar membelikan oleh-oleh bagi kerabat. Dia mencoba membuat kemasan sambal nan cantik sehingga dijadikan sebagai hadiah atau hantaran.
Wanita berusia 42 tahun ini menegaskan, meski baru setahun terjun ke dunia usaha namun omset yang diperoleh cukup menjanjikan. Bisa dibayangkan per bulan, penghasilannya mencapai Rp 5 juta.
“Alhamdulillah, pembeli berdatangan sambal buatan saya sudah sampai Kalimantan. Apalagi setelah ikut Usaha Menengah Kecil Masyarakat (UMKM) di wilayah Pancoran Mas, jaringan semakin luas,” bebernya.
Dirinya menceritakan, awal mula terjun ke dunia kuliner yaitu ketika sempat membuka usaha angkringan. Uniknya, menurut dia para pelanggan yang datang malahan menyukai sambal buah tangannya.
“Akhirnya, saya berpikir kenapa tidak produksi sambalnya saja. Sampai sekarang deh,” tandasnya.
Selanjutnya, Henny sedikit berkomentar kepada para pengusaha pemula yang baru terjun menekuni usaha. Bahwa jangan pernah menyerah dalam berkreasi, eksistensi dalam bisnis harus ditunjukkan dalam bentuk karya yang terus diproduksi.
“Terus berinovasi untuk kita bisa eksis baik di dalam atau keluar negeri dan punya produk baru yang handal jangan sampai produk luar masuk ke kita,” pungkasnya.









