Harian Sederhana, Depok – Masyarakat diajak untuk tidak menggunakan kantong plastik dalam pembagian daging kurban. Hal ini lantaran penggunaan kantong plastik dapat berbahaya untuk kesehatan serta merusak nilai gizi yang ada dalam daging.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat menghadiri pemotongan hewan kurban di Masjid Baiturahman, Kelurahan Depok, Minggu (11/08).
“Kantong plastik terutama yang warna hitam sangat berbahaya. Tidak hanya bagi kesehatan, tetapi juga dapat merusak kandungan protein yang ada dalam daging. untuk itu, kita imbau agar dapat menggantinya dengan besek atau daun-daunan sebagai pembungkus daging,” imbuhnya.
Dikatakannya, penggunaan kantong plastik juga dapat berdampak pada kelestarian lingkungan. Sebab, menurutnya, sampah plastik tidak mudah untuk diurai atau dimusnahkan.
“Pengalaman kita pada Iduladha tahun lalu, tumpukan sampah plastik di TPA Cipayung sangat luar biasa sehingga membuat kita kebinggungan bagaimana memusnahkan limbah plastik ini,” katanya.
Lebih lanjut, ucapnya, gerakan pengurangan kantong plastik dapat membuka peluang bagi pelaku usaha di Kota Depok. Salah satunya, dengan membuat wadah yang ramah lingkungan.
“Dengan adanya gerakan pengurangan penggunaan kantong plastik juga dapat membuka peluang usaha bagi pelaku UMKM untuk membuat besek,” bebernya.
Sementara itu Pemerintah Kota Depok klaim telah menyiapkan kantung berbahan singkong sebagai pengganti plastik yang dapat digunakan untuk mendistribusikan daging kurban. Kebijakan tersebut telah diimbau secara resmi oleh Wali Kota Depok melalui surat edaran yang telah disosialisasikan sejak beberapa waktu lalu.
“Sesuai apa yang saya sampaikan beberapa waktu lalu sesuai surat edaran yang telah dibuat Pak Wali Kota terkait penggunaan alternatif plastik kami berikan besek, karena ini bahan yang cepat terurai,” kata Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna pada wartawan, Minggu (11/08).
Adapun sejumlah poin imbauan yang tertuang didalam surat edaran tersebut diantaranya adalah membawa kembali kertas atau koran yang digunakan untuk alas salat Idul Adha.
Kemudian menimbun limbah bekas kurban atau diolah menjadi pupuk, dan terakhir menghimbau agar warga tak menggunakan kantong plastik untuk pembagian daging kurban.
“Terkait dengan imbauan pengurangan sampah khususnya terkait penggunaan kantung plastik sebenarnya sudah sejak lama kami sosialisasikan. Karena seperti kita tahu, sampah plastik sulit diurai,” katanya.
Sebagai alternatifnya, Pradi menyarankan agar warga menggunakan wadah makanan berupa besek yang terbuat dari bambu, daun kelapa, daun jati, daun pandan, ataupun daun pisang. Pihaknya menilai, hal tersebut ampuh untuk mengurangi ketergantungan kantong plastik konvensional atau kantong plastik daur ulang lainnya.
“Menjaga alam ini sangat penting, nah jika dilihat plastik-plastik yang digunakan selama inikan sulit diurai. Karena itu edaran ini kami sebar,” katanya.
Pradi mengatakan, sebagai bentuk nyata mendukung program nasional dalam rangka mengurangi sampah plastik, Pemerintah Kota Depok juga telah mendistribusikan sejumlah alternatif penggantui plastik.
“Ada beberapa alternatif yang diberikan di kecamatan-kecamatan yakni kantung berbahan singkong itu juga cepat terurai. Ada beberapa cukup banyak. Tapi kalau untuk menjangkau semua belum, ini adalah upaya mengajak masyarakat untuk melakukan yang sama,” katanya.
Lebih lanjut Pradi mengatakan, secara pribadi dirinya telah menyiapkan sekira dua ribu besek berbahan dasar kulit bambu untuk warga secara cuma-cuma alias gratis. (*)









