Harian Sederhana, Bogor – ‘Bagaikan mimpi, tapi nyata’. Begitulah yang diungkapkan salah seorang anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 74, tahun ini, di Lapangan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah.
Karena, tidak semua anak mampu mencapai cita-cita tersebut. Tapi, kalau sudah niat, berusaha keras dan terus berjuang, pasti apa yang diharapkan akan tercapai.
Terbukti, seperti yang diinginkan M. Raflian Prakasa, siswa Kelas XI, SMK Tri Darma 2 Kota Bogor. Ia berhasil dan terpilih sebagai Paskibraka Pembentang Bendera.
Bahkan, dirinya mengaku sempat gugup dan gemetar, saat akan membentangkan bendera pusaka. Tapi, untuk menghilangkan rasa gugupnya, M. Raflian sempat diam selama lima menit, untuk berdoa sebelum akhirnya membentangkan bendera pusaka.
Bendera pusaka merah putih pun akhirnya membentang sempurna yang kemudian diiringi lagu Indonesia Raya hingga mencapai puncak tiang bendera.
“Disaat itulah diriku merasa lega dan bersyukur telah berhasil membentang bendera dengan benar. Dan menjadi momen haru bagi semua peserta upacara. Tapi, terlebih dahulu saya berdoa, supaya lebih tenang. Karena, saya sempat takut kalau benderanya sampai terbalik menjadi putih merah,” ujarnya, kemarin.
Ia menceritakan, awal mulanya ia memang sempat takut menjadi petugas pengibar bendera. Namun setelah terpilih, ia pun termotivasi untuk jadi pengibar bendera sekaligus membanggakan sekolahnya. Siswa SMK Tri Dharma 2 ini akhirnya lolos seleksi tinggi dan tangan.
“Tinggi petugas paskibrakanya harus sejajar sekitar 170-an dan tangannya harus lurus tidak boleh bengkok,” terangnya.
Dirinya yang memang sudah mengikutinya ekskul paskibra sejak di bangku kelas 10 ini mengaku, selama latihan untuk upacara HUT RI ke-74, ia tidak merasa berat sama sekali, malah sebaliknya ia merasakan keseruan karena dilatih anggota TNI.
Tak ayal, dirinya yang telah berhasil menjadi Paskibraka ini akan mengabdi di Purna Paskibraka. “Harapan saya pemuda-pemudi Indonesia harus bisa meneruskan perjuangan para pahlawan dan jangan melupakan para pahlawan yang sudah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, meski dengan cara mengibarkan bendera,” imbuhnya.
Sementara itu, di tempat yang sama Paskibraka Pembawa Baki, Azahra Mediana mengaku awalnya merasa gugup, namun setelah menyerahkan benderanya ia pun langsung merasa lega.
Pasalnya, ia tidak pernah menyangka bisa menjadi pembawa baki mengingat sebelumnya ia hanya ingin menjadi pendamping pembawa baki. “Saya diseleksi dulu dan akhirnya kepilih dan akhirnya saya yang jadi pembawa baki,” katanya. (*)









