Harian Sederhana, Bogor – Musim kemarau panjang sekarang memicu terjadinya kekeringan hampir disetiap wilayah Bogor. Termasuk daerah pedesaan dikawasan Gunung Salak yang konon dulunya menjadi lumbung sumber mata air.
Ironisnya, ditengah warga kelimpungan untuk mendapatkan air bersih. Terdapat beberapa mata air yang tiap hari disedot untuk kepentingan perusahaan. Sayangnya tidak memerhatikan kondisi masyarakat sekitar.
Alhasil, warga pun protes karena susah mendapatkan air bersih. Seperti reaksi warga Cibadak, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, yang dikabarkan akan mendemo PDAM Tirta Kahuripan.
Pasalnya, perusahaan plat merah itu bukan saja menyedot air dilokasi yang tengah bersengketa, yakni SPAM Cijeruk di Kampung Geger Bitung RT05 RW04. Tapi juga menyedot sumber mata air dikawasan kaki Gunung Salak lainya, yakni di Kampung Citiis Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong.
“Karena wilayah kami diairi mata air dari Citiis yang disedot PDAM. Tapi Alhamdulillah sekarang air ngalir setelah warga mau demo. Sebelumnya sudah rapat di rumah Pak Puloh tokoh masyarakat,” jelas salah seorang warga menyampaikan, Rabu (11/9/2019).
Miris, mendapati realita tersebut. Bahkan informasinya, pihak SDN Cibadak II sampai mengumpulkan orang tua murid untuk membuat sumur bor. Hal itu guna memenuhi keperluan air bersih dilingkungan sekolah.
Sementara itu, diarea lokasi SPAM PDAM Tirta Kahuripan Cijeruk di RT05/RW04 Kampung Geger Bitung, hampir semua warga mengaku sudah puluhan tahun tidak mendapat perhatian dari perusahaan milik pemerintah daerah.
“Boro-boro, sekarang saja kami dibagi aliran air. Dulu dulu buat nyawah aja kering. Sedangkan airnya disedot tiap hari,” jelas Jajang (65) warga setempat saat ditemui dikediamannya.
Jajang berharap kepada PDAM Tirta Kahuripan agar memperhatikan warga setempat. Dia pun berseloroh jangan airnya saja disedot untuk memenuhi pelanggan tapi sisih kan juga untuk masyarakat sekitar.
“Biar masyarakat kecil tapi suka denger ada CSR ya buat warg. Tapi belum pernah ada pembagian apa apa. Ya, kalau bisa mah beasiswa untuk anak disini,”seloroh pria tua yang mengenakan peci hitam itu.
Lebih lanjut Jajang bercerita secara singkat seputar SPAM Cijeruk yang asal muasal dikelola sejak era Presiden Soeharto.
“Dulu katanya emang ada Inpres (Intruksi Presiden,red). Mata air ini pun dikelola untuk disalurkan ke mesjid-mesjid dan warga sekitar. Kalau tidak salah pada tahun 1982,” ceritanya.
Seiring waktu, akhirnya Ia pun mendengar kabar dikelola oleh PDAM Tirta Kahuripan. Bahkan dia pun mengaku kaget, jika lokasi mata air itu didatangi oleh rombongan dari Pengadilan Negeri Bandung.
“Jadi geger, sama kaya nama kampungnya. Katanya sih kedatangan mereka (Rombongan PN,red) dalam rangka menijau lokasi. Karena ada saling mengaku. Entahlah aki mah enggak paham,” tukasnya. (*)









