Harian Sederhana, Depok – Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober, hari ini, dijadikan momentum bagi pengrajin memperkenalkan batik yang diproduksinya di Kota Depok.
Salah satunya, Batik Tradjumus di kawasan Perumahan Bumi Sawangan Indah (BSI) Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan. Usaha batik ini dikembangkan Suharno. Bahkan pasarannya tidak hanya di tingkat nasional, namun ke mancanegara.
“Saat ini Batik Tradjumas sudah berjalan tiga tahun, kami yakin keberadaan kami akan berdampak positif untuk seluruh masyarakat Depok. Kami melihat prospeknya juga menjanjikan,” ujar Suharno, Pendiri Batik Tradjumas kepada wartawan, Selasa (1/9)
Dirinya juga merasa bersyukur atas dukungan dari Pemerintah Kota Depok yang telah memfasilitasi pasar batik dan pemberdayaan pengrajin batik.
Pendiri Koperasi Simpan Pinjam Makmur itu mengatakan, pada 2017 Pemerintah Kota Depok mengeluarkan motif batik HaKi sebanyak 26 motif dan itu merupakan sebagai ciri khas Kota Depok. Dimana batik dengan kearifan lokal dikembangkan di Kota Depok.
“Misalnya wilayah Sawangan ada Batik Tugu batu kemudian Bojongsari ada Batik Ikan Hias maupun Batik Gong Si Bolong. Sejauh ini cukup terbuka luas di Kota Depok dan saat ini dari pejabat kemudian dari luar negeri disebut juga banyak sekali yang menggunakan Batik Depok. Ketika kami menggelar pameran banyak turis mancanegara seperti dari Eropa dan Asia yang membeli batik asal Depok,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pemerintah kota secara berkala melakukan pendampingan dan pembinaan.
“Ketika pemerintah memberikan HaKi kemudian kami memproduksinya. Di Kota Depok terbagi menjadi tiga batik HaKi yang pertama adalah batik untuk sekolah dasar, untuk Sekolah Menengah Pertama dan yang ketiga adalah batik untuk umum. Batik HaKi itu adalah motif batik yang dipatenkan oleh Pemerintah Kota Depok,” paparnya.
Saat ini, untuk permodalam Suharno melakukannya secara mandiri. Namun begitu,dirinya juga berharap kedepan ada lembaga permodalan yang siap membantu usahanya tersebut.
“Setiap bulan kami memproduksi sedikitnya 500 sampai dengan 600 lembar batik yang terdiri dari batik cap dan tulis, ada juga batik printing. Alhamdulillah omzet kami per bulan telah mencapai di atas Rp 100 juta,” tutupnya. (*)









