Harian Sederhana, Bogor – Wakil Ketua 2 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Wawan Haikal Kurdi angkat bicara terkait gagalnya uji coba sistem rekayasa lalu lintas kanalisasi 2-1 di Jalur Puncak pada pekan lalu.
“45 tahun saya menjadi warga Puncak Bogor, saya lahir di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua,” tutur Wawan saat dihubungi Harian Sederhana, Selasa (29/10).
Sebagai warga asli Puncak, Wawan menilai uji coba sistem 2-1 adalah salah satu perhatian khusus dari pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam menyerap aspirasi masyarakat yang menginginkan sistem buka tutup atau one way dihapus.
Karena, kata dia, ketika sistem one way dilakukan, kemacetan di kawasan Puncak semakin menjadi. Sehingga menimbulkan keruwetan lalu lintas yang semakin krodit.
“Jangankan Minggu (akhir pekan-red), hari biasa saja ketika saya pulang macetnya itu luar biasa,” kata dia.
Meski mengalami kegagalan pada uji coba pertama sistem kanalisasi 2-1, Wawan menanggapi positif langkah yang dilakukan Bupati Bogor dalam mencoba menyelesaikan masalah kemacetan yang sudah berkarat puluhan tahun itu.
Dia menerangkan, uji coba sistem 2-1 itu tidak boleh putus ditengah jalan, harus ada tindak lanjutnya. “Ulah kapalang,” sambung Wawan dengan berbahasa Sunda.
Wawan mengaku, sebenarnya dia menginginkan sistem kanalisasi 2-1 dapat dilakukan setelah pembangunan atau perbaikan jalan selesai, jadi tidak ada gangguan saat penerapan uji coba. “Harusnya uji coba dilakukan selepas perbaikan jalan selesai, jadi tidak ada masalah (macet-red),” katanya.
Terkait diundurnya uji coba kanalisasi 2-1 yang harusnya diselenggarakan kembali pada Minggu (03/11), Wawan mengaku setuju. Pasalnya, di saat yang bersamaan sebanyak 273 desa di Kabupaten Bogor menggelar Pilkades. Tiga Kecamatan di kawasan Puncak juga melakukan hal serupa, yaitu Megamendung, Ciawi dan Cisarua.
“Dengan segala hormat, jangan lakukan uji coba kanalisasi 2-1 pada 3 November, karena tiga kecamatan di kawasan Puncak akan melakukan pesta demokrasi tingkat desa (Pilkades-red),” imbuh Wawan.
Wawan juga meminta agar uji coba sistem rekayasa lalu lintas kanalisasi 2-1 dikaji lebih mendalam agar apa yang dilakukan bisa diimplementasikan secara benar. Apa yang telah terjadi pada uji coba sistem 2-1, menurutnya, harus menjadi sebuah pembelajaran bagi pemerintah, khususnya Pemkab Bogor.
“Permasalahan yang terjadi di uji coba pertama harus dikaji dan dievaluasi,” imbuhnya.
Jika pemerintah tidak menindak lanjuti uji coba sistem 2-1 yang dilakukan, Wawan sebagai warga puncak akan berteriak keras agar uji coba tersebut tidak dijadikan ajang main-main.
“Mewakili daerah pemilihan saya di Cisarua, saya meminta jika sistem kanalisasi 2-1 tidak berhasil maka harus dikembalikan ke sistem one way. Jika berhasil pun harus disosialisasikan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Ketika disinggung soal kebutuhan masyarakat terhadap Jalur Puncak 2, Wawan mengaku belum bisa berkomentar banyak.
“Saat ini kan masih konsentrasi kepada Jalur Puncak, jadi terkait poros lainnya belum bisa mengomentari. Masih terfokus ke kemacetan jalur puncak,” tandas politisi Golkar ini. (*)









