Harian Sederhana, Bogor – Dibalik tewasnya dua orang pekerja proyek pembangunan double track di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Sabtu (16/11/2019) kemarin, disinyalir terdapat kejanggalaan dalam pekerjaan.
Hal itupun diungkapkan Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Keselamatan (Ditkes) Supandi.
Baca juga : (2 Orang Tewas di Proyek Double Track, Polisi Periksa Sembilan Saksi)
“Minggu Tim Ditkes telah cek lokasi, evaluasi dilakukan. Pelaksana sudah diundang rapat hasil evaluasi. Selain faktor alam atau hujan, diduga ada unsur lalai dari pelaksana,” ujarnya ketika dihubungi wartawan.
Supandi sapaan akrabnya mengatakan, ada salah satu dugaan kelalaiannya yaitu pelaksana tetap melakukan pekerjaan double track jurusan Bogor-Sukabumi, meski pada malam hari sebelumnya lokasi proyek diguyur hujan deras.
“Kan udah hujan cukup lama malamnya, pagi hari tetap kerja dianggap tanahnya gak terpengaruh,” katanya.
Mengenai kelanjutan proyeknya, Supandi menjelaskan bahwa pekerjaan tetap dihentikan sementara di titik terjadinya longsoran. Sedangkan di titik lainnya pekerjaan tetap dilaksanakan.
“Segmen ini aja dihentikan sambil menunggu hasil investigasi pihak kepolisian. Segmen lain tetap jalan, namun dengan kejadian ini semua pekerjaan harus lebih hati-hati dan waspada lagi, apalagi bila hujan turun,” kata Supandi.
Ada lima orang tertimbun longsoran dan dua orang meninggal di lokasi pembangunan jalur ganda, Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu (16/11/2019).
Lima orang yang tertimbun itu merupakan pekerja proyek doubletrack dari PT Hapsaka Mas. Dua di antaranya Muhamad Hanapi (30) dan Tri Wisnu mukti (34) dinyatakan meninggal dunia, sedangkan tiga lainnya Sarpin alias Kiswanto (30), Sukardi (44), dan Parjo dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi dalam kondisi selamat.
Sementara itu, dua pekerja proyek yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut, yakni Sarpin (34) dan Sukardi (44) masih dalam perawatan di RSUD Ciawi. Perkiraan dokter kedua pasien itu akan sembuh tiga minggu kedepan.
Seperti diungkapkan Direktur Utama (Dirut) RSUD Ciawi Muhammad Tsani bahwa akibat luka berat yang dialami mereka, waktu penyembuhannya pun cukup panjang
“Pasien atas nama Sarpin mengalami luka sobek di kaki sementara Sukardi nengalami luka sobek di bagian perut, setelah kami melakukan tindakan operasi mudah – mudahan mereka sembuh dalam tiga minggu mendatang,” kata Muhammad Tsani kepada wartawan, Rabu (20/11).
Mengenai biaya pengobatan, Ia mengaku tidak tau siapa yang menanggung apakah PT. Hap Saka Mas atau siapa, karena bagi rumah sakit yang utama menyelamatkan atau mensehatkan pasien terlebih dahulu.
“Kalau untuk administrasi biaya pengobatan tentunya dokter tidak tau, yanv terpenting pasien kita selamatkan dulu nyawanya atau menyehatkan orang yang awalnya sakit. Untuk biaya biar admin RSUD Ciawi aja yang tau,” sambungnya.
Tsani menjelaskan agar Sarpin dan Sukardi lekas sembuh, selain harus mengkonsumsi obat para pasien juga diminta mengkonsumsi makanan yang bergizi dan rutin.
“Selain meminum obat – obatan, kalau mau lekas sembuh ya makannya haus bergizi dan rutin. Hal itulah yang kami sampaikan kepada pihak keluarga Sarpin dam Sukardi yang kebetulan menemani mereka di RSUD Ciawi.” (*)









