Menu

Mode Gelap
Jumat, 5 Desember 2025 | 19:14 WIB

Bekasi

Match Fixing Nodai Liga 3

badge-check


					Pertandingan sepak bola Liga 3 antara kesebelasan Perses (Sumedang) VS Persikasi (Bekasi) pada 6 November 2019 lalu. Perbesar

Pertandingan sepak bola Liga 3 antara kesebelasan Perses (Sumedang) VS Persikasi (Bekasi) pada 6 November 2019 lalu.

Harian Sederhana, Bekasi – Satgas Anti Mafia Bola kembali menunjukkan taringnya. Kali ini satgas bentukan Polri tersebut melakukan penangkapan terhadap enam orang yang diduga melakukan pengaturan skor atau match fixing pada pertandingan sepak bola Liga 3 antara kesebelasan Perses (Sumedang) VS Persikasi (Bekasi) pada 6 November 2019 lalu.

Keenam orang tersebut diamankan oleh Satgas Anti Mafia Bola pada Senin, 25 November 2019. Mereka adalah DSP (wasit utama), BTR dan HR (pengurus manajemen Persikasi), MR (berstatus perantara), SHB (manajer Persikasi), serta DS yang disebut-sebut bekerja sebagai Komisi Penugasan Wasit Asprov PSSI Jawa Barat.

Menanggapi hal tersebut, Heru Budiman selaku Humas Persikasi membenarkan perihal adanya penangkapan tersebut. Meskipun begitu, Heru menyebut kalau tiga dari enam nama yang diamankan Satgas Anti Mafia Bola sudah bukan lagi bagian dari pengurus Persikasi Bekasi.

“Kami tidak menyangkal jika itu pengurus Persikasi tapi perlu dicatat itu merupakan pengurus pada kepengurusan yang lama. Yang sekarang, mereka di luar struktur utama. Jadi kami nyatakan itu sebagai oknum,” tuturnya kepada wartawan, Rabu (26/11).

Heru menegaskan, secara organisasi managemen Persikasi menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Apa yang dilakukan terhadap mereka yang diamankan, sambung Heru, bukan merupakan keputusan klub dan tidak ada yang memerintahkannya.

“Yang pasti, kami di kepengurusan tidak ada yang memerintahkan seperti apa yang dilakukan oleh mereka, tidak ada yang seperti itu di kita,” kata Heru.

Dia pun menyebut, kasus ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi mental para pemain. Pasalnya, saat ini para pemain masih berjuang dalam babak lanjutan Liga 3 Zona Jawa.

“Sedikitnya pasti berpengaruh terhadap mental pemain ya, tapi mudah-mudahan hal ini tidak menjadi problem yang besar. Secara kepengurusan ada beberapa bagian yang sudah diposisikan termasuk pelatih bagaimana mendorong pemain supaya mentalnya tetap bagus,” imbuh Heru.

Terpisah, Pelatih Persikasi Bekasi, Rici Vauzi angkat bicara terkait tuduhan match fixing yang melibatkan timnya di Liga 3 Jawa Barat 2019. Sebagai seorang pelatih, dirinya geram mendengar tuduhan yang dialamatkan kepada tim yang diasuhnya.

Rici menyebut, tim Laskar Bendo Item meraih predikat runner up dan lolos ke Liga 3 Regional Jawa, dinilai karena kerja keras seluruh pemain di lapangan. Saat ini, tim pelatih Persikasi Bekasi berupaya meyakinkan kepada seluruh pemain untuk tidak terpengaruh dengan berita buruk tersebut.

“Yang pasti kita tim pelatih perlu meyakinkan kepada semua pemain, kalau keberhasilan kita bisa sampai Liga 3 regional Jawa memang karena kita berkualitas,” tuturnya kepada Tribun Jakarta seperti dilansir dari Wartakotalive, Rabu (27/11).

Adanya kabar miring itu, sambungnya, membuat para pemain beserta tim pelatih Persikasi menjadi termotivasi menjawab tuduhan tersebut.

“Ini justru semakin memotivasi kita untuk kasih lihat ke semuanya kalau kita memang tim yang berkualitas. Tim ini kuat karena para pemainnya yang berjuang keras di setiap latihan maupun pertandingannya,” kata Rici Vauzi.

Rici menyebut kemenangan yang diperoleh Persikasi adalah murni dari hasil kerja keras seluruh pemainnya di lapangan. Pelatih jebolan kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu sangat tidak setuju timnya mendapatkan kemenangan dari hasil bantuan wasit.

“Yang pertama, saya sangat tidak setuju kalau kemenangan Persikasi di semifinal lawan Perses kemarin disebut gara-gara wasit,” kata Rici.

Menurut Rici, tiga gol yang berhasil disarangkan para pemainnya ke gawang Perses, murni dari hasil kerja sama seluruh anak asuhnya di lapangan. Selain itu, permainan Persikasi di laga menghadapi Perses dinilai mampu tampil lebih baik dan dominan di lapangan.

“Bisa dilihat video pertandingnya ada di YouTube, bagian mana yang kita dibantu wasit? 3 gol balasan kita ke gawang Perses semuanya clear tanpa campur tangan wasit. Kita menang lawan Perses karena memang permainan kita jauh lebih baik daripada Perses,” tegasnya.

Adanya tuduhan kasus tersebut menjadi cambuk besar bagi seluruh pemain dan pelatih Persikasi Bekasi. Rici menegaskan, tuduhan suap yang dilakukan timnya dinilai salah sasaran dan tidak tepat. Sebab, seluruh pemain skuat Laskar Bendo Item sudah berjuang semaksimal mungkin di lapangan.

“Hal ini yang perlu diluruskan, karena pemain sudah berjuang maksimal di setiap pertandingan yang kita jalani,” kata Rici.

Ketika disinggung soal beberapa pengurus dari Persikasi Bekasi yang ditangkap oleh Satgas Anti Mafia Bola, Rici enggan berbicara lebih dalam. Ia mengaku saat ini dirinya fokus sebagai pelatih dan memimpin pemain saat bertanding di lapangan.

“Kedua, terkait kasus ini (match fixing) saya tidak mau berkomentar terlalu jauh, karena sudah di luar jangkauan saya sebagai pelatih. Saya dan para pemain hanya fokus di latihan dan pertandingan,” tandasnya.

Seperti diketahui, Satgas Anti Mafia Bola meringkus enam orang yang diduga terlibat tindak pidana pengaturan skor pada pertandingan Liga 3 antara Perses Sumedang melawan Persikasi Bekasi.

Pertandingan tersebut digelar di Stadion Ahmad Yani, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (6/11) lalu. Dalam pertandingan itu, Persikasi berhasil menang dengan skor akhir 3-2 atas Perses.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono mengatakan penangkapan itu dilakukan berdasarkan informasi dari masyarakat.

“Pada hari Senin 25 November 2019 Satgas Anti Mafia Bola telah berhasil mengungkap dan menangkap pelaku tindak pidana suap atau match fixing pertandingan sepak bola Liga 3 antara Perses vs Persikasi,” kata Argo dalam keterangannya, Selasa (26/11).

Argo menuturkan dari hasil penyelidikan yang dilakukan, diduga terjadi penyuapan dari pengurus klub sepak bola Persikasi terhadap perangkat pertandingan. “Memberikan sejumlah uang ke perangkat wasit pertandingan antara Perses vs Persikasi dalam rangka untuk memenangkan klub Persikasi,” ujar Argo.

Disampaikan Argo, saat ini keenam orang tersebut telah ditahan. Enam orang tersebut yakni DSP yang merupakan wasit utama, BTR dan HR selaku bagian dari manajemen Persikasi.

Terduga pelaku lain yang juga ditangkap adalah MR selaku perantara, SHB selaku manajer tim Persikasi, serta DS selaku komisi penugasan wasit Asosiasi Provonsi PSSI Jawa Barat. “[Mereka] ditangkap dan ditahan,” ucap Argo.

Keenam orang tersebut diduga melanggar Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap dan atau Pasal 55 KUHP. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

BRI BO Tambun Bagikan 5.000 Paket Sembako ke Warga Kabupaten Bekasi Melalui Program TJSL

25 November 2025 - 15:16 WIB

Naufal – Rizky Atlet Shorinji Kempo Bekasi Raih Perunggu di BK Porprov Jabar 2025

23 November 2025 - 21:49 WIB

M Ihsan Atlet Perkemi Kabupaten Bekasi Berhasil Raih Emas di BK Porprov Jabar 2025

23 November 2025 - 17:23 WIB

SSB Cibalongsari Putra Karawang Ikut Liga Anak Nasional di Pati, Jawa Tengah

21 November 2025 - 18:26 WIB

Lima Atlet IBCA MMA Depok Berlaga di Babak Kualifikasi Porprov Jawa Barat

21 November 2025 - 18:19 WIB

Trending di Olahraga