Harian Sederhana, Depok – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok telah melakukan hasil survei internal terhadap lima Bakal Calon Wali Kota Depok hasil Pemilihan Raya atau Pemira dan juga calon dari luar atau eksternal partai.
Namun, Ketua Tim Pemenangan Pemilu Daerah (TPPD) DPD PKS Depok, TM Yusufsyah Putra masih enggan membocorkan hasil survei yang dilaksanakan partai berlambang bulan sabit kembar sejak November sampai Desember 2019 ini.
“Karena survei itu berkenaan dengan orang, jadi kita keep secara internal. Kalau sampai bocor ke wartawan, nanti bocor semuanya,” tutur Putra, Kamis (09/01).
Sekretaris DPD PKS Depok ini mengatakan, saat ini tahapannya sudah sampai ke tingkat provinsi atau DPW. Nanti, sambung Putra, pihaknya akan dipanggil untuk mempresentasikan hasil kerja lima balon Pemira, termasuk untuk eksternal, baik petahana, tokoh politik dan tokoh di Depok yang disurvei.
“Jadi datanya sudah kita serahkan (ke DPW), kita tinggal diundang untuk presentasi,” tutur pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Depok ini.
Ia mengatakan, alasan pihaknya sengaja menutup rapat hasil survei lantaraan berkenaan dengan figur yang akan dijadikan kandidat Wali dan Wakil Wali Kota Depok di Pilkada 2020. Seperti diketahui, Depok akan menghelat pilkada serentak pada 23 September 2020.
“Nanti kalau kami sampaikan, jadi rame dan gaduh, yang tadinya kami mau pasangkan dengan si A, gara-gara rame bisa tidak jadi kami pasangkan, jadi keep dulu,” katanya.
Di tahun 2019, DPD PKS Depok telah merilis lima nama bakal calon Wali Kota Depok dari internal partai hasil Pemira yang akan diusung pada perhelatan Pilkada Serentak 2020.
Lima nama yang dirilis tersebut adalah Hafid Nasir (Ketua DPD PKS Depok), Imam Budi Hartono (anggota DPRD Provinsi Jawa Barat), T. Farida Rachmayanti (anggota DPRD Kota Depok), Suparyono (Wakil Ketua DPRD Depok periode 2014-2019), dan Amri Yusra (Ketua KONI Depok).
Ketua DPD PKS Depok, Hafid Nasir menuturkan setelah pemira berakhir pada 31 Mei 2019 yang memunculkan lebih dari 80 nama kader internal, DPD PKS mendapatkan delapan nama yang kemudian disodorkan ke tingkat DPW Jawa Barat.
“Pada 18 Agustus kemarin akhirnya keluar lima nama kader internal sebagai Bacalon Wali Kota Depok periode 2021-2026. Mereka akan diminta untuk sosialisasi ke masyarakat sebagai Balon Wali Kota Depok,” tutur Hafid saat konferensi pers di Kantor DPD PKS, Jalan Beringin, Margonda Raya pada Minggu, 8 September 2019.
Hafid menjelaskan, penyampaian nama balon wali kota ini adalah jawaban dari berbagai pertanyaan selama ini. Sehingga, lanjutnya, PKS Depok pun merilis nama-nama yang direkomendasikan DPW PKS Jabar.
“Nama-nama ini akan melakukan sosialisasi untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas. Silakan buat tim sukses dan terus berkomunikasi. Kita kembalikan ke publik dan akan melakukan survei,” katanya.
Perihal nama balon wali kota dari eksternal seperti nama Mohammad Idris yang kini menjabat Wali Kota Depok, ia mengatakan kalau PKS memiliki mekanisme tersendiri untuk menentukan figur luar.
“Yang bersangkutan punya jalur khusus. Sebagaimana PKS mengusung pada 2015. Penilaian saat ini secara kinerja dan capaian apa yang sudah dilakukan. Untuk saat ini, kami menjalankan mekanisme sesuai yang ditetapkan yaitu akan lakukan survei nama bakal calon. Pada akhirnya nama akan ditetapkan oleh DPP,” kata Hafidz.
Saat itu juga, TM Yusufsyah Putra menegaskan pihaknya tidak ingin sendiri dan masih semangat dalam menjalin koalisi karena ini bagian dari mewujudkan Kota Depok yang lebih baik.
“PKS maksimalkan ikhtiar, komunikasi politik sudah dilakukan ke parpol lain seperti Golkar dan Demokrat. Kami juga dalam waktu dekat ini akan berkunjung ke PAN Depok dan ada jadwal serta akan didatangi (parpol-red). Terbuka peluang dengan partai lain,” bebernya saat itu.
Terkait adanya pernyataan petinggi partai lain yang siap menghadapi PKS dan ingin membangun koalisi besar, Putra menyampaikan itu adalah bagian dari dinamika politik.
“Itu dinamika dan keinginan pribadi jadi sah-sah saja. Tidak bisa digeneralisasi keinginan PDI-P maupun Gerindra. Komunikasi masih sangat terbuka, jangka waktu masih lama,” kata Putra.
“Koalisi masih terlalu dini dan itu menjadi kebijakan elit di pusat. Bagi kami yang utama adalah menjalankan kebijakan sesuai mekanisme. Kami Sami’na Wa Atho’na dengan kebijakan DPP. Muara kembali ke DPP. Intinya, PKS tidak ingin sendiri,” timpalnya lagi.
PKS Depok telah memanaskan mesin politiknya menjelang perhelatan Pilkada Depok 2020. Salah satu upaya yang dilakukan PKS ialah dengan menggelar pemira dari kalangan internal pada tanggal 7 Juli 2019.
Antusias kader bisa dikatakan cukup tinggi lantaran tingkat partisipasi kader dalam Pemira Balon Wali Kota Depok sebanyak 80 persen dari 6.700 kader yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Hasil pemira sendiri, dari delapan kader PKS Depok yang dipilih muncul tiga nama yang memperoleh dukungan suara terbesar yaitu, Imam Budi Hartono, Moh. Hafid Nasir, dan Prihandoko. Disusul urutan keempat terbesar oleh satu-satunya balon Wali Kota Depok dari kader perempuan PKS yakni T. Farida Rachmayanti.
Kelima nama ini juga telah unjuk gigi dan adu gagasan dengan memaparkan visi serta misi dalam memajukan Kota Depok kedepan di Hotel Bumi Wiyata pada Sabtu, 5 Oktober 2019. Mereka saat itu memaparkan visi misi dan gagasan yang diharapkan dapat membuat masyarakat untuk memilih diantara mereka. (*)









