Harian Sederhana, Depok – Makanan dan kuliner khas dari seantero Indonesia tersaji hasil racikan Usaha Menengah Kecil Masyarakat, atau UMKM Kota Depok. Sehingga, memudahkan para pecinta kuliner untuk memburu makanan tradisional.
Salah satunya, Gudeg Murtiningsih yang beralamat di Jalan Pulo Mangga, RT02/03 Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok. Panganan khas Kota Yogyakarta ini dibuat dengan rasa mengikuti lidah orang Depok.
“Kalau Gudeg Yogya kan manis banget, nah yang saya buat ini berbeda ada padanan gurihnya,” tutur Murti saat dihubungi Harian Sederhana.
Wanita berdarah Wonogiri ini mengaku sudah lama menekuni usaha kuliner, kurang lebih 10 tahun. Dimulai sejak anak keduanya masih duduk di bangku SMP.
Berawal dari hobi memasak, Murti memberanikan diri mengusung makanan tradisional dari tempat kelahirannya ternyata gayung bersambut, tetangga maupun rekan sejawat memberikan respon luar biasa.
“Banyak yang bilang suka, terbukti setiap di hidangkan gudeg buatan saya selalu jadi santapan utama,” bebernya.
Melihat kondisi tersebut, ibu dua anak ini mulai terpikir untuk terjun di dunia bisnis. Dia mengatur strategi, memantapkan produk yang diusungnya dengan ikut mendaftar sebagai anggota UMKM di Kota Depok.
“Disitu saya sering diajak ikut bazar di Balaikota dan tiap hari Minggu buka gerai di Telaga Golf atau Sawangan Permai. Nanti rencananya mau buka lagi di Situ Pengasinan,” jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, pesanan berdatangan dari berbagai kalangan untuk satu box paketan isi nasi, gudeg, telur, ayam goreng kremes atau bakar, buah dibandrol seharga Rp 27 ribu.
“Pesanan minimal 60 box, dalam sebulan selalu ada yang pesan keuntungan atau omset bila ditambah dengan bazar bisa mencapai Rp 10 juta. Ini diluar bulan puasa, biasanya lebih banyak yang memesan,” jelasnya.
Selain itu, produk Murti juga telah terkenal di kalangan pejabat Pemerintah Kota Depok. Menurut dia beberapa orang tokoh terkemuka seperti Kepala Dinas Usaha Kecil Menengah Masyarakat (DKUM) Fitriawan dan Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna menggemari gudeg buatannya.
“Waktu bazar di Balai Kota, Pak Pradi sering borong lantaran istrinya suka dengan gudeg bikinan saya,” imbuhnya.
Hasil Jerih Payah Murti Berbuah Manis
Wanita berhijab ini, tak pernah kenal kata lelah dalam mengembangkan usaha. Alhasil, cita citanya terwujud kedua anaknya telah lulus kuliah dan bekerja. “Alhamdulillah, bisa kuliahkan anak dan membantu suami meringankan beban ekonomi keluarga,” katanya sambil semringah.
Kini, Murti tengah fokus untuk membuka cabang baru dengan menu khas Gudeg Krecek Buntil khas Yogyakarta. Dirinya optimis kedepan, akan meraih kesuksesan.
Kepada pelaku usaha pemula, dirinya berpesan agar selalu percaya diri dalam berinovasi terhadap produk baik kuliner maupun jenis usaha lain. Tidak perlu mengikuti gaya usaha orang lain.
“Jangan ikut-ikutan, percaya dengan produk kita saya juga memegang prinsip itu, ketika orang lain usaha ayam geprek saya tetap fokus mengembangkan gudeg ini,” pungkasnya. (*)









