Harian Sederhana, Bandung – Siswa Jawa Barat (Jabar) tak pernah berhenti berinovasi. Kali ini, siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Kota Tasikmalaya, Alwan Hanif Ramadhan berhasil membuat Affordable Smart Prosthetic Arm.
Temuannya itu berupa alat lengan robot sebagai alat bantu genggam bagi penyandang disabilitas yang tak memiliki jemari tangan.
Berkat inovasinya, Alwan berhasil meraih peringkat kelima dalam ajang National Young Invetors Award 2019, Special Award International Exhibition for Young Invetor 2019 di Taiwan, dan sukses berpartisipasi di Indian ASEAN Grass Roots Inovation di Filipina.
Khusus di ajang terakhir, alat temuannya itu berhasil memikat CEO MHomecare, perusahaan yang bergerak di bidang penyedia alat kesehatan untuk memproduksi alat tersebut.
Alat peraga itu dikontrol menggunakan arduino nano dengan penggerak motor servo dan bentuk yang menyerupai lengan, terbuat dari filament TPU flexible dan filament PLA yang dicetak menggunakan 3D printing.
Didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dewi Sartika, Alwan berkesempatan mempresentasikan karyanya di hadapan seluruh peserta Siaran Keliling (Sarling) Jabar, di sekolahnya, SMKN 2 Tasikmalaya, Jalan. Noenoeng Tisnasaputra, Tasikmalaya, kemarin.
Presentasi Alwan disaksikan langsung oleh Bunda Literasi Jabar, Atalia Praratya Kamil, Anggota DPR RI Komisi I (Muhammad Farhan), dan 12 kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Jabar.
Alwan mengaku terinspirasi membuat tangan robot dari Youtube. Apalagi dirinya sangat menyenangi robot, seperti dalam film Ironman dan Transformers. Ditambah, Alwan memiliki kawan yang tidak memiliki jemari.
Sejak itu, Alwan bersama guru pembimbing, Dicky Nurul Ilham memulai riset. Bahan yang dipakai pun bermacam-macam hingga menggunakan touchscreen di smartphone.
“Alat tersebut sudah banyak diproduksi di luar negeri, tapi harganya sangat mahal sampai mencapai belasan juta rupiah,” ungkap siswa jurusan mekatronika tersebut.
Pemilihan bahan menjadi kunci terjangkaunya harga produknya tersebut. Menggunakan bahan filament TPU flexible dan filament PLA, selain menekan harga, produknya lebih mudah digunakan. Karena menggunakan bahan yang ringan, tidak seperti produk luar negeri yang berbahan dasar logam.
Selain itu, sensor di jari tengah lengan robot agar bisa mengontrol touchscreen handphone dan menambah pengukur suhu di jari telunjuk. “Produk ini hanya menghabiskan biaya kurang dari Rp 500 ribu,” ungkap siswa kelas X itu.
Mendengar ceritanya itu, Kadisdik pun sangat mengapresiasi inovasi Alwan. Ia berharap, seluruh siswa mampu menjadi Alwan-Alwan lainnya yang tekun dan berani berinovasi.
“Takkan ada inovasi, jika tidak ada kerjasama yang baik antara siswa dan guru. Ini wujud kolaborasi antara siswa dan guru untuk mendapatkan prestasi,” tegasnya. (*)









