Harian Sederhana – Berani, itulah satu kata yang tepat untuk menyimpulkan seluruh cara pandang tentang latar belakang berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam 73 tahun yang lampau, tepatnya 5 Februari 1947, di Yogyakarta. Kenapa berani, karena bukanlah hal sederhana untuk melakukan klaim atas nama Islam untuk melakukan suatu Gerakan Perubahan.
Himpunan Mahasiswa Islam, adalah klaim dari Lafran Pane dan kawan-kawan bahwa organisasi Mahasiswa yang mereka dirikan, dibangun landasan gerakannya dari nilai-nilai ajaran Islam.
Keputusan mengambil ajaran Islam sebagai pilihan dalam memandu gerakan perubahan, akan membawa siapa pun yang ingin memahami gerakan HMI dengan terlebih dahulu mempertanyakan apa itu Islam.
Siapa yang telah menciptakan ajaran Islam itu, bagaimana pola kerjanya, dan tentu saja apa tujuannya. Tanpa memiliki pengetahuan mendalam atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, seorang anggota HMI dipastikan tidak akan memahami apa makna didirikannya HMI, bagaimana pola kerja dari HMI dan apa tujuan HMI.
Apa itu Islam ?
Islam adalah sistem kerja dari alam semesta, yang diciptakan Allah dengan sangat sempurna, sehingga tidak ditemukan adanya cela sedikitpun dari keseluruhan sistem kerja dalam sistem tata surya. Semuanya seimbang, harmonis, dan terukur.
Keseimbangan, keakuratan ukuran dari setiap dzat dari yang sangat kecil seperti mikrobilogi, hingga yang super besar seperti Matahari, Bumi, Bulan, dan bintang-bintang yang miliaran jumlahnya, dengan jutaan galaksi di angkasa semuanya menunjukkan kehebatan dari hasil kreasi Sang Yang Maha Pencipta, Allah SWT.
Keseimbangan adalah hukum dasar penciptaan. Keseimbangan atau washatiyyah adalah wujud dari realitas kebenaran (Al-Haqq). Kebenaran (Al-Haqq), berkehendak (Al-Iradat), dalam keseimbangan-Nya (Al-Mizan). Allah adalah nama dari Dzat-Nya, yang dengan Rahman-Nya, memelihara (Rabb) segenap ciptaan-Nya. Sehingga tidak satupun dari ciptaan-Nya yang tidak tunduk taat dan patuh kepada-Nya, secara sukarela, maupun secara terpaksa.









