Harian Sederhana, Bogor – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bogor, Fahrudin prihatin atas peristiwa yang dialami salah seorang pelajar berinisial MZ (16) warga Artzimar III, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, meninggal dunia akibat dikeroyok oleh sekelompok orang tidak dikenal, Minggu (9/2) dinihari.
Menurut Fahmi, panggilan akrab Fahrudin, pada Senin (10/2), kejadian tawuran yang kembali menyebabkan salah seorang pelajar meninggal dunia pada Minggu dini hari itu sudah bukan lagi tugas dari sekolah, melainkan itu adalah tanggungjawab dan pengawasan dari orang tua siswa. Sebab, kejadiannya di malam hari.
“Jadi, paling utama sekali adalah pengawasan dari orang tua harus ditingkatkan,” ujarnya.
Dirinya juga sudah mengintruksikan kepada sekolah-sekolah baik SMP maupun SMA di Kota Bogor, agar memberikan ruang lebih luas lagi dalam kegiatan ekstrakulikuler. “Sekolah membuka ruang lebih luas dalam kegiatan ekstrakurikuler agar bakat, minat, dan energi pelajar tersalurkan secara baik dan positif,” kata Fahrudin.
Kadisdik juga meminta, agar sekolah dan orang tua siswa bekerjasama lebih ditingkatkan lagi. “Komunikasi dan kerjasama orangtua dan sekolah perlu ditingkatkan lagi. Terutama dalam menyikapi penyimpangan prilaku siswa. Karena, tujuannya untuk memutus rantai dalam membubarkan geng-geng sekolah, yang selama ini sudah mengakar dan menimbulkan hal negatif.
“Perlu kerjasama sekolah dengan pihak-pihak terkait untuk memutus matarantai dan membubarkan geng pelajar, yang dapat menimbulkan terjadinya tawuran atau penyimpangan prilaku pelajar,” tandasnya.
Ia menambahkan, hal ini juga perlu peran penting dari masyarakat. Karena, jika hanya Disdik Kota Bogor saja yang berperan tidak akan maksimal.
“Peran serta masyarakat juga sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan prilaku pelajar,” pungkasnya. (*)









