Harian Sederhana – Banjir dan genangan air kerap muncul saat musim penghujan tiba. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama bagi pemerintah dan masyarakat, termasuk di Kota Depok.
Salah satu penyebab terjadinya genangan adalah akibat makin sempitnya ruang terbuka hijau dan menjadi wilayah resapan air hujan. Pertambahan dan pertumbuhan penduduk memang telah membuat makin pesatnya pembangunan, yang berimbas makin sedikitnya lahan terbuka.
Jalan-jalan tertutup dengan coran dan aspal. Di sisi lain, saluran air belum memadai mengalirkan volume air hujan, sehingga muncullah genangan.
Karena itulah, masyarakat diharapkan bisa ikut berpartisipasi membuat resapan-resapan air di lingkungannya masing-masing. Tidak perlu lahan yang luas untuk resapan, cukup dengan lahan-lahan seadanya yang dibuatkan lubang biopori.
Minimal dengan adanya lubang biopori air tidak langsung mengalir ke saluran air, tapi air masuk le dalam tanah. Fungsinya juga berguna untuk cadangan air saat musim kemarau. Selain di lingkungan penduduk, lubang biopori juga perlu dibuat di pinggir-pinggir jalan.
Kesadaran masyarakat juga perlu dibangun dalam hal membuang sampah. Dapat kita lihat banyak sekali sampah-sampah dibuang di pinggir jalan yang sepi. Ini butuh kesadaran dan pengawasan ekstra. Jangan sampai membuang sampah sembarangan akan menjadi budaya buruk karena kebiasaan.
Banjir dan genangan air memang musibah, tapi hendaknya kita berupaya secara maksimal agar mampu menekan permasalahan yang terjadi. (*)









