Harian Sederhana, Bogor – Pelaksanaan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja Tahun 2019 sebesar Rp4.464.000.000 di lima Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan tiga SMP Negeri di Kota Bogor, masih menunggu anggaran perubahaan tahun 2020.
Karena, waktu untuk pengadaan barang-barang fasilitas ‘rumah belajar’ berupa, 1.472 unit tablet FC, 1 komputer FC, 1 Laptop, 1 proyektor sistem DLP, jaringan nirkabel (access point), dan perangkat penyimpanan eksternal hardisk kapasitas satu terrabyte, tipe SATA, tidak cukup.
Mengingat, dana tersebut masuk ke masing-masing rekening sekolah penerima, sekitar November 2019 lalu. “Jadi, bukan karena tidak digunakan, tapi akibat waktu untuk dilelang tidak cukup. Sehingga, anggarannya dimasukkan ke Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa),” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bogor, Fahrudin, ketika dihubungi Harian Sederhana, Senin (17/2).
Dia juga menyayangkan adanya pernyataan beberapa kepala sekolah, bahwa kendala tidak terserapnya dana BOS Kinerja Tahun 2019 akibat anggaran tersebut belum memiliki payung hukum yang kuat.
“Pengadaan barang fasilitas ‘rumah belajar’ tidak harus menunggu Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat, tentang juklak-juknis penggunaan dana bantuan itu. Suruh saja kepala sekolah dimaksud membaca lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 31 Tahun 2019 tentang petunjuk teknis (juknis) BOS Afirmasi dan BOS Kinerja. Biar paham dan mengerti serta jangan asal ngomong,” tandas Kadisdik.
Menurut Fahrudin, dana BOS Kinerja 2019 itu masih ada di rekening masing-masing sekolah penerima yaitu, SDN Bantar Jati 8, SDN Loji 1, SDN Tajur 1, SDN Tajur 2, SDN Semplak 2, SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 11 Kota Bogor.
“Jadi, belum ada satu pun sekolah penerima telah menggunakan uang BOS Kinerja tersebut. Kalau ada, laporkan ke saya,” pinta Kadisdik. (*)
