Harian Sederhana, Bogor – Intensitas hujan yang tinggi di Kota Bogor Senin (24/2) mengakibatkan rumah warga ambruk dan sedikitnya terjadi bencana longsor yang terjadi dua kecamatan di Kota Bogor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Pryatnasamsah mengatakan rumah ambruk terjadi di wilayah Kampung Bojong Neros RT 01, RW 07 Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat.
“Rumah itu milik Ibu Iti, dihuni oleh 2 KK dengan jumlah 4 Jiwa ambruk. Atap rumah bagian kamar dan ruang tamu. Kami sudah melakukan assessment dan pemberian bantuan terpal,” katanya
Kedua rumah yang ambruk karena tergerus longsor terjadi di wilayah Jalan Raya Semplak RT 02, RW 13 Kelurahan Cilendek Barat, Kecamatan Bogor Barat milik Ibu Een. Rumah tersebut dihuni oleh 2 KK dengan jumlah 7 Jiwa.
Menurutnya, rumah milik warga ini tertarik longsoran dibagian kamar tamu, kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Kondisi rumah yang tertarik longsoran dampaknya merubuhkan beberapa kamar bangunan rumah.
“Kami dibantu warga sekitar sedang melakukan upaya evakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Upaya pertama yang kami lakukan adalah melakukan sssessment,” jelas dia.
Untuk tanah longsor terjadi diwilayah Kampung Babakan Perumnas RT 10 RW 06 Kelurahan Baranangsiang, Kec. Bogor Timur, Kota Bogor.
Dia menjelaskan, longsor terjadi akibat gerusan aliran air Sungai Ciliwung dengan ketinggian 20 meter dan panjang 25 meter.
“Longsor ini mengakibatkan rumah kontrakan milik Bapak Sujadi 2 KK 5 Jiwa terbawa longsoran pada bagian kamar kontrakan yang sudah dikosongkan,” tambahnya.
Tanah Longsor juga terjadi di wilayah Kampung Cemplang Baru RT 05 RW 13 Kelurahan Cilendek Barat, Kecamatan Bogor Barat.
Longsor terjadi dengan ketinggian 1,5 meter dan panjang 2 meter dan imengakibatkan rumah milik Gofur Afifi yang dihuni 1 KK 4 Jiwa ini mengalami retakan pada dinding kamar mandi.
Sementara Lurah Cilendek Barat Mardi mengatakan, bagi para korban pihaknya menyarankan untuk menempati Rusunawa Menteng. Tapi warga menolak dan akan tinggal bersama keluarganya.
“Korban jiwa tidak ada. Kejadian rumah ambruk di RT05 ada 2 KK dihuni 7 jiwa dan RT02 dekat lampu merah 1 KK dihuni 4 jiwa,” katanya.
Solusi kedepan lanjut dia, karena eksisting lokasi rumah ada tebing jalan dan sungai sehingga tidak bisa melalui program RTLH. Yang pasti kata dia warga sudah dievakuasi.
“Kami sarankan korban untuk menempati rusunawa dan biaya sewa sementara akan ditanggung pemerintah. Tapi warga menolak dan akan tinggal bersama keluarganya,” tandasnya. (*)









