Harian Sederhana, Jakarta – Polsek Tanjung Duren Jakarta Barat membongkar kasus penimbunan 350 kardus masker medis di sebuah apartemen di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Selasa sore.
Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, dirinya belum bisa membeberkan kronologinya karena rencananya akan diekspos ke publik esok hari.
Namun Yusri menyebut ada sekitar 350 kardus masker berbagai masker disita sebagai barang bukti.”Besok ya kita ekspose,” kata Yusri seperti dikutip Antara News, Selasa (3/3)
Penimbunan masker medis tersebut terindikasi memanfaatkan kepanikan masyarakat sehubungan terdeteksinya dua kasus WNI terjangkit virus corona.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie S Latuheru membenarkan perihal tersebut. “Benar,” ujar Audie.
Kasus sebelumnya, Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menggerebek sebuah gudang yang dijadikan pabrik masker di Kawasan Pergudangan Central Cakung Blok i No.11 Jalan Raya Cakung Cilincing KM 3, Rorotan Cilincing Jakarta Utara.
Pabrik tersebut digerebek lantaran memproduksi masker tanpa mengantongi sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tidak memiliki izin dari Kementerian Kesehatan
Seperti diketahui, terdeteksinya penyebaran virus corona (Covid-19) di Jakarta menyebabkan harga sekotak masker medis tembus Rp300.000.
Harga tersebut meroket disebabkan permintaan tinggi masyarakat Jakarta, dari harga normal sekotak berisi 50 lembar masker yang biasa dijual seharga Rp20.000-Rp25.000.
“Sudah enggak ada yang ngirim lagi. Tapi banyak juga yang mau beli sejak ada corona,” ujar salah satu pedagang toko obat, Ayong di Pasar Slipi, Jakarta Barat.
Akibat harga masker yang tinggi membuat banyak calon pembeli di Pasar Slipi mengurungkan niatnya. Ayong mengakalinya dengan menjual masker secara eceran. “Selembarnya dijual Rp8.000,” ujar dia.
Kemudian di kawasan LTC Glodok, penjual masker medis, Asong, terpaksa menaikkan harga jual karena harga masker dari distributor sudah melonjak.
“Per hari ini kami jual tinggi, dapat harga murah kami jual murah, kalau dapat tinggi ya jual tinggi sesuai pasaran,” kata Asong.
Khusus untuk masker bermerek, Asong terpaksa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dibanding masker merek lainnya.
Adapun pedagang masker medis, Ranto, pedagang masker di LTC Glodok mengaku sudah kehabisan stok masker karena banyak diburu masyarakat usai pengumuman dua kasus WNI positif corona.
Ranto menyebut sejumlah masker bermerek sudah mulai langka. Distributor masker-masker bermerek tersebut sedang bergabung untuk program pemerintah menyediakan jutaan stok masker khusus penanganan corona.
“Saya saja sering kehabisan stok, sebab denger-denger dari distributornya, dari pabrik pusat sedang ada program membuat masker khusus untuk program tiga juta masker dari pemerintah,” kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan dua orang warga negara Indonesia (WNI), yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun positif terjangkit virus corona jenis baru.
“Ternyata orang yang terkena virus corona ini berhubungan dengan dua orang. Seorang ibu yang umurnya 64 dan putrinya yang berumur 31 tahun dicek oleh tim kita ternyata pada posisi yang sakit,” kata Presiden. (*)









