Harian Sederhana, Bekasi – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengaku siap mengantisipasi kemungkinan terburuk jika angka penyebaran virus corona terus meningkat di Jakarta.
Pemkot Bekasi bahkan mengaku siap untuk lockdown atau membatasi aktivitas warganya jika jumlah pasien positif corona di Jakarta terus meningkat. Hal itu diutarakan Kepala Bagian Humas Setda Kota Bekasi, Sajekti Rubiyah.
Pemkot Bekasi, kata dia, bisa saja mengambil opsi lockdown jika jumlah pasien positif corona di Jakarta terus meningkat.
“Ya kalau memang di wilayah luar Bekasi lebih tinggi, masalahnya masyarakat Kota Bekasi itu banyak bekerja di Jakarta,” kata Sajekti saat dihubungi Harian Sederhana, Rabu (18/03).
Namun demikian, kata Sajekti, Pemkot Bekasi saat ini masih terus mengkaji jika opsi lockdown terpaksa memang harus diambil. Ia menjelaskan, ada dampak positif dan negatif jika opsi diterapkan.
Menurut Sajekti, lockdown di satu sisi memang penting untuk menekan angka penyebaran virus corona di masyarakat, terutama bagi warga Kota Bekasi. Menurutnya, hampir 70 persen warga Kota Bekasi bekerja di Jakarta.
“Oleh karena itu,warga Kota Bekasi memiliki kemungkinan tinggi untuk terinfeksi. Dengan lockdown, angka penyebaran lewat warga Kota Bekasi yang bekerja di Jakarta bisa diantisipasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bertambahnya jumlah penderita corona atau Covid-19 di Indonesia yang mencapai 172 orang dan terbanyak ada di Provinsi DKI Jakarta, membuat kekhawatiran Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang bisa berdampak pada makin meluasnya penyebaran virus corona di Bekasi.
Hal ini lantaran hampir 60 persen dari jumlah penduduk Kota Bekasi bekerja dan beraktivitas di Jakarta. Pertimbangan tersebut agar jangan sampai terjadi hal-hal yang luar biasa di Kota Bekasi akibat makin bertambahnya jumlah penderita positif di Jakarta.
“Kita lihat dulu dalam satu atau dua hari nanti perkembangannya seperti apa, apakah dimungkinkan untuk menutup akses warga untuk ke Jakarta, karena kita juga ingin perekonomian kita tetap berjalan lancar,” tuturnya saat siaran langsung di salah satu TV nasional pada Selasa (17/03).
Rahmat Effendi meminta seluruh warganya menghentikan aktivitas pekerjaannya dari Bekasi ke Jakarta, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona di Kota Bekasi.
Kebijakan itu dilakukan jika dalam dua hari ke depan, jumlah pasien corona di Jakarta terus bertambah. Hingga kini, Kota Bekasi masih dalam status siaga. Namun apabila terdapat satu warga Kota Bekasi dinyatakan positif virus corona maka status berubah menjadi bencana non alam.
“Jika sehari, dua hari ini di Jakarta mengalami peningkatan (jumlah kasus corona) yang luar biasa, mohon pekerja yang ada dari Bekasi ke Jakarta, untuk distop, artinya kita lock ke Jakarta. Tapi hal itu tidak kita inginkan karena aktiitas ekonomi harus berjalan, kerja harus berjalan, termasuk di kota Bekasi,” katanya.
“Kita akan berdiskusi dengan Gubernur DKI dan Dinas Kesehatan di sana secara sistemik. Jangan sampai apa yang sudah kita bangun sedemikian rupa, jadi kecolongan karena adanya kelalaian,” tambahnya lagi.
Ketika disinggung apakah wacana mengunci sementara akses pekerja di Bekasi yang ke Jakarta sudah dibicarakan terlebih dahulu dengan pelaku usaha, Rahmat mengatakan upaya itu akan dibicarakan dengan pelaku usaha jika kondisi perkembangan jumlah pasien positif corona di Jakarta kian mengkhawatirkan.
“Kita selalu melaporkan perkembangannya ke Sekretariat Negara serta Provinsi Jabar dan Gubernur Jabar akan melaporkannya ke pemerintahan pusat terkait virus Covid-19, sedangkan koordinasi dengan Provinsi DKI karena memang kita wilayahnya bertetangga selalu komunikasi,” jelasnya.
Sementara Rahmat Effendi yang akrab disapa Bang Pepen menyebutkan perkembangan jumlah pasien suspect di Kota Bekasi bertambah dari 32 menjadi 46. Yang sebelumnya meliputi lima kecamatan sekarang bertambah satu yakni Kecamatan Mustikajaya. Sehingga total menjadi enam kecamatan yang terpapar virus corona. (*)









