Harian Sederhana – Dunia global saat ini sedang dihantui oleh fenomena lokal yang hanya muncul di beberapa wilayah sebuah negara. Fenomena yang sampai merebak menjadi masalah global yang telah membuat hampir seluruh negara yang didatanginya menyatakan lockdown.
Ya, wabah Corona telah mengimbas banyak sektor kehidupan termasuk pendidikan. Masih belum lama ini, dalam hitungan hari (bahkan jam) setelah pemerintah khusus ibukota menyatakan kesigapannya terkait kasus yang merebak, langsung diikuti banyak wilayah di tanah air melakukan hal yang sama.
Salah satunya adalah dengan meliburkan seluruh siswanya untuk berdiam di rumahnya masing-masing. Bukan libur, tetapi untuk tidak beraktivitas di sekolah dan juga tempat keramaian dan kerumunan lainnya. Hal ini diharapkan dapat menghambat laju pergerakan wabah Corona yang sangat cepat.
Kita tidak akan membicarakan wabah Corona ini sebenarnya, hanya saja imbas dari fenomena yang secara langsung merebak pada proses pendidikan di satuan pendidikan khususnya.
Wabah Corona yang memaksa pemerintah terkait untuk mengambil tindakan tentu perlu disiasati secara bijak dan tepat. Karena, jangan sampai kondisi seperti ini nantinya dimanfaatkan oleh beberapa pihak dan oknum tidak bertanggungjawab untuk mengambil kesempatan dan keuntungan. Tentu sangat disayangkan jika hal demikian terjadi nantinya.
Kembali kepada kebijakan untuk menghentikan pembelajaran secara klasikal di satuan pendidikan. Lantas, bagaimana satuan pendidikan dan institusi yang menaunginya menindaklanjuti hal ini? Perlu upaya nyata tanpa wacana yang berliku-liku untuk mempraksiskan hal tersebut sebagai langkah strategis agar nantinya dapat terurai permasalaha dari fenomena ini.









