Harian Sederhana, Cikarang Pusat – Banyaknya sumber bantuan sosial atau bansos untuk membantu warga selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diceritakan, digembar-gemborkan maupun dijanjikan para pejabat pemerintah membuat sebagian besar masyarakat sangat berharap dapat terbantu.
Namun kenyataannya, banyak masyarakat justru mengeluh dan bingung karena bantuan tidak kunjung datang, apalagi kebagian. Bahkan banyak juga yang tidak tahu, apakah dia terdaftar sebagai penerima bantuan, dari mana asalnya, mendapatkan apa, berapa yang didapat, mendaftar kemana bila belum terdata maupun kapan diterimanya bantuan tersebut. Hal tersebut diungkapkan pengamat kebijakan publik Bekasi, R. Meggi Brotodihardjo atas banyaknya keluhan masyarakat kepadanya..
“Bantuan itu harusnya diberikan pada waktu dan orang yang tepat, sehingga efisien dan efektif mencapai sasaran yang dituju,” tuturnya kepada Harian Sederhana, Rabu (22/04).
“Rasanya gagal paham, tatkala bencana terbesar ini datang, orang diimbau pemerintah untuk tetap di rumah saja, sementara orang itu tidak punya persiapan untuk tetap bertahan hidup dirumah, sedangkan bantuan pemerintah tidak kunjung tiba, serta belum pasti juga kebagian. Bisa-bisa orang mati bukan karena corona, tapi gara-gara enggak makan” ujar Meggi menambahkan.
Ia mengatakan, konsep yang dibuat oleh pemerintah dinilainya sudah cukup bagus dan sangat jelas seperti dalam paparan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui aplikasi Pikobar. Namun, dalam realisasi penyaluran bantuan tidak sesuai teori. “Konsepnya cukup jelas, implementasinya bablas,” katanya.









