Harian Sederhana, Bekasi – insiden ricuh pecah di mulut pintu gerbang hingga sepanjang Kompleks perumahan Graha Indah. Provokasi Satuan Polisi (Satpol PP) Kecamatan Pondokgede dilawan pedagang kaki lima.
Doni salah satu pedagang es buah dan gorengan Duta indah Pondokgede , mengatakan satpol PP larang jualan tanpa konfirmasi dan sosialisasi. “Kisaran jam 15.00 san satpol PP war war ngga boleh jualan. Pedagang keberatan karena pengurus pedagang kaki lima tidak ada perintah larangan lagian kita sudah siapkan dagangan untuk dijual hari itu,” kata Dony pada Jurnalis Harian Sederhana di lokasi lapak.
Doni keder ricuh jam 15.00 sampai jelang Maghrib. Pedagang semua sudah siapkan dagangannya jadi keder dan efeknya ngga laku. “Kami pulang daripada diobrak abrik petugas Satpol PP,” ujar Dony kesal
Pedagang yang keberatan untuk bubar oleh Satpol PP dikontak unit mobil pemadam kebakaran sehingga menurut Dony bakal disemprotkan ke dagangan para kaki lima. “Saat itu kita lawan Satpol PP gabungan TNI dan Polisi sama Damkar,” tutur Dony coba mengurai kronologi seingatnya.
Sementara sebagian pedagang bereskan barang dagangan sebagian lagi negosiasi. Di Kelurahan dengan Satpol PP dan pengurus serta beberapa pedagang kaki lima. “Sepakat sebelum Maghrib pedagang kaki lima harus bubar,” terang Dony.
Harapan Dony saat berjualan sebagai ikhtiar efek lockdown. “Kita butuh hidup, lock down ini membebani kebutuhan lantas pemerintah sendiri ngga bisa menjamin kehidupan kami,” tegas Dony pedagang es buah dan gorengan ini.
Efeknya bagi pedagang akibat ricuhnya hari Sabtu (2/5) hampir sebagian besar merugi. “Itu tadi karena ngga ada konfirmasi tiba-tiba Satpol PP war war dengan teriak tidak boleh jualan . Jika ada sosialisasi kita pedagang pasti patuh, tidak siapkan dagangan di lapak,” tandas Dony.









