Harian Sederhana, Bogor – Untuk meminta klarifikasi perihal ambruknya tembok penahan tanah yang berbatasan dengan pemukiman warga Kampung Sukajaya, Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur, pihak Mall Boxies Tajur dipangil DPRD Kota Bogor, Selasa (17/12).
Seperti diketahui, proyek pusat perbelanjaan itu mengalami dua kali ambruk,l dan ditindaklanjuti oleh pihak DPRD Kota Bogor dengan menggelar rapat bersama.
Pemanggilan pihak Mall Boxies itu dihadiri para pimpinan DPRD diantaranya, Atang Trisnanto, Jenal Mutaqin dan Eka Wardhana. Sementara dari pihak Boxies Tajur hadir lima orang.
Dalam pertemuan tersebut juga turut hadir Kadis PUPR Chusnul Rozaqi dan jajarannya serta aparatur wilayah dari Kecamatan Bogor Timur.
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mengungkapkan, berdasarkan hasil keterangan yang disampaikan pihak mall Boxies Tajur, bahwa dua kali kejadian tembok ambruk itu dikarenakan tidak mampu menahan debit air yang cukup tinggi dibagian atas.
“Ya, tembok ambruk karena tidak mampu menahan beban debit air dari atas yang seharusnya dialirkan ke sungai. Tadi pihak mall Boxies mengatakan bahwa sedang dilakukan penataan drainase dan kolam resapan ataupun lintasan air disana,” kata Atang.
Namun Atang mempertanyakan, apakah pembangunan yang dilaksanakan disana sudah sesuai, artinya memenuhi kaidah stuktur dan fisik bangunan serta sesuai aturan perizinan maupun rekomendasi saran teknis dari dinas instansi terkait.
“Kalau sudah memenuhi, maka harus diantisipasi agar tidak terjadi kembali ambruk tembok penahan tanah,” ujar Politisi PKS itu.
Dirinya meminta Dinas PUPR harus segera turun ke lokasi dan melakukan pemeriksaan. Setelah itu, dinas harus mengeluarkan rekomendasi yang berisikan apakah aktifitas pembangunan dihentikan dulu atau boleh dilanjutkan.
Tapi lanjut dia, supaya tidak kembali terjadi peristiwa serupa, maka harus diperiksa intensif. Dua kejadian ambruknya tembok seharusnya menjadi perhatian pihak Boxies.
“Seharusnya seluruh aktifitas pembangunan dihentikan total. Tapi kenyataannya pembangunan terus dilanjutkan,” jelasnya.
Sementara Wakil Ketua DPRD Jenal Mutaqin menuturkan bahwa pihak mall Boxies sudah mengakui bahwa terjadi ambruknya tembok itu dikarenakan debit air yang sangat tinggi.
Namun jelas Politisi Gerindra itu, kenyataan dilapangan bahwa tidak ada kolam redapan ataupun saluran pembuangan air. Untuk itu dia menilai perlu dilakukan investigasi dan penelusuran, apakah pembangunannya sudah sesuai aturan.
Dalam perencanaan ada Amdal Lingkungan dari konsultan dan pihak dinas terkait juga memberikan rekomendasi. Tadi informasi dari Dinas PUPR belum memberikan informasi soal itu dan akan mengevaluasi perencanaan soal kolam resapan.
Dia meminta, dinas terkait untuk memeriksa secara keseluruhan bangunan di mall Boxies, untuk mengetahui apakah pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.
“Kami minta agar dilakukan pemeriksaan langsung ke lapangan untuk melihat pembangunan disana, apakah terjadi pelanggaran atau tidak disana,” tandasnya.
Namun sayang, usai mengadakan rapat bersama dan membahas berbagai permasalahan yang terjadi, pihak Mall Boxies Tajur enggan memberikan komentar apapun terhadap awak media yang menunggu di pintu keluar ruang pimpinan DPRD. (*)









