Harian Sederhana, Bogor –Komisi IV DPRD menilai dana sebesar Rp400 juta yang dianggarkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor untuk pembangunan dua Ruang Kelas Baru (RKB) SDN Layungsari 2 karena terkena dampak proyek double track jurusan Bogor – Sukabumi itu tidak akan cukup.
Hal itu bukan tanpa alasan, tetapi
SDN Layungsari 2 tak hanya membutuhkan RKB melainkan juga harua dibangun tembok penahan tanah atau turap di sisi lahan seluas 150 meterpersegi, yang rencananya akan dibangun ruang kelas tersebut.
“Kan dipinggir lahan yang akan dibangun RKB itu tebingan. Kalau tidak dibuat turap bahaya, apalagi di daerah itu rawan longsor. Dana Rp400 juta jelas nggak cukup,” ujar Anggota Komisi IV, Endah Purwanti kepada wartawan, Kamis (24/10).
Endah mengatakan bahwa Komisi IV akan mendorong Disdik agar aganggaran pembangunan RKB ditambah, termasuk untuk pembangunan turap dan MCK baru. “Kami akan meminta Disdik untuk mengusulkan anggaran tambahan,” ungkap dia.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi IV lainnya, Saeful Bakhri. Menurutnya, pasca Disdik angkat bicara terkait jumlah dana untuk pembangunan RKB, pihaknya langsung berkonsultasi dengan ahli terkait pembangunan tersebut.
“Berdasarkan hasil konsultasi kami, anggaran tersebut tidak cukup. Hitungan pemborong sekarang adalah Rp3 juta permeterpersegi. Jadi apabila ditotal kebutuhan membangun dua RKB adalah sekitar Rp450 juta lebih,” jelas Politisi PPP itu.
Begitupun dengan biaya pembuatan turap yang berkisar di angka Rp1,4 juta permeternya. Jadi tinggal dihitung saja berapa meter untuk pembangunan turapnya.
“Belum ditambah biaya konsultan perencanaan Rp2,3 juta permeter dan pengawas Rp3 juta permeter. Karena itu, sebelum mengusulkan anggaran Disdik lebih dulu melakukan kajian atau konsultasi dengan ahli,” kata politisi PPP ini.
Lebih lanjut Saeful mengatakan, pembangunan TPT sangat vital di SDN Layungsari dua lantaran lokasinya sangat dekat dengan double track. Sebab, berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Komisi IV, kereta api jurusan Bogor-Sukabumi-Bandung-Jogjakarta akan melintas sebanyak 12 kali dalam sehari.
“Kalau tidak dibuat turap di sisi lahan yang akan dibangun RKB, akan berbahaya. Sebab ada getaran dari kereta api yang lewat. Apalagi kawasan Bogor Selatan masuk daerah rawan longsor,” pungkasnya. (*)









