Harian Sederhana, Bekasi – Sebagai wujud dari tugas dan tanggungjawabnya sebagai kepala sekolah (Kepsek), Nasan, Kepala SDN Margahayu XIII, Bekasi Timur, Kota Bekasi mengaku sudah melaporkan secara resmi kondisi bangunan sekolahnya yang mangkrak ke Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan).
“Saya antarkan langsung surat laporan itu ke dua instansi terkait,” Senin (27/1), sebagai wujud tugas dan tanggungjawab saya. Setelah itu, biar pemerintah yang memberi solusi,” ujarnya kepada Harian Sederhana di ruang kerjanya, Selasa (28/1).
Selain itu, kata dia, pihaknya juga bisa memberikan jawaban kepada orang tua siswa yang kerap mempertanyakan kondisi bangunan sekolahnya yang belum sepenuhnya selesai itu.
Masih menurut Nasan, akibat dari mangkraknya bangunan sekolah itu, pihaknya menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan 3 shift.
Dari jam 07.00-12.00 siswa kelas VI, dari jam 07.00-09.30 siswa kelas I, dari jam 09.30-12.00 siswa kelas II, dari jam 12.00-16.30 siswa kelas V, dari jam 12.00-14.30 siswa kelas III, dan dari jam 15.00-16.30 siswa kelas IV.
Sebelumnya diberitakan, pekerjaan Rehabilitasi Total Gedung SDN Margahayu XIII, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat hingga tahun 2019 berakhir belum selesai dilaksanakan.
Bahkan hingga Januari 2020 pun, proyek yang bersumber dari APBD Kota Bekasi 2019 dengan nilai Rp. 2.324.845.000,- itu masih juga dikerjakan, namun lagi-lagi, belum juga selesai.
Akibatnya, pihak sekolah terpaksa masih harus menyelenggarakan kegiatan belajar mengajarnya hingga tiga shift karena ketidakcukupan ruangan.
“Bangunan ini belum kelar, mangkrak. Tanggal 24, 25 Des mereka masih kerja, Januari masih kerja. Belum ada kejelasannya itu,” ujar Nasan, Kepala SDN Margahayu XIII kepada Harian Sederhana saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (23/1).
Merasa sangat memerlukan ruangan untuk kegiatan belajar mengajar, Nasan mengaku sudah menemui pihak pelaksana. “Kita sampai tiga shift, pak. Saya nungguin ini,” ucapnya kepada pelaksana saat itu.
Di satu sisi, lanjut Nasan, dirinya merasa khawatir terkait siapa yang bertanggungjawab jika suat saat bangunan sekolahnya rubuh.
“Ngeri, pak. Siapa yang bertanggungjawab kalau entar bangunannya rubuh, kepala sekolah setidaknya kan, harus mengetahui ?” ujarnya bertanya.
Terkait hal itu, apakah pihaknya sudah membuat laporan ke dinas terkait, Nasan mengatakan kalau Kepala Dinas Pendidikan, Inayatullah, Kabid Bina Program Krisman dan Sayuti dari Perkimtan sudah mengunjungi sekolah itu. (*)









