Harian Sederhana, Bekasi – Pelaksana kegiatan rehab total gedung SDN Margahayu XIII Bekasi Timur, CV Satria Pratama masih belum membayarkan uang para pekerja sebesar Rp200 juta.
Hal itu diungkapkan Riki mandor proyek tersebut, kepada sejumlah anggota DPRD dari Komisi IV saat inspeksi mendadak ke lokasi pembangunan sekolah, Senin (3/2).
“Kurang lebih sebesar itu uang yang belum dibayarkan oleh pihak pemenang tender kepada kita para pekerja sekitar 50 pekerja serta,” tuturnya.
Makanya kata dia, puluhan pekerja hingga saat ini masih berdiam dilokasi guna menunggu haknya dalam pekerjaan bangunan dengan nilai kontrak Rp2,3 miliar lebih itu.
Sementara itu, sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Hj.Evi Mafriningsianti menyesalkan mangkraknya pembangunan SDN Margahayu XIII yang harusnya selesai di tahun 2019.
Menurutnya, kondisi bangunan saat ini baru sekitar 80%. Itu setelah daun pintu, jendela, plafon lantai, dan instalasi listrik serta pengecatan hingga kini belum rampung.
Pihaknya kata dia, berharap agar Dinas Pendidikan melihat langsung agar Disdik mengetahui apa yang terjadi di SDN XIII Margahayu.
“Dengan kondisi bangunan yang mangkrak ini serta beberapa bangunan kelas yang sudah rapuh, atau sudah tidak layak dijadikan tempat belajar,” tandasnya.
Dirinya juga mengatakan, pihak nya akan memanggil pemenang tender serta Disperkimtan selaku dinas terkait pada pembangunan SD Negeri XIII Margahayu.
“Akan kami konsultasikan dengan Komisi II untuk tindak lanjut kedepannya. Karena jika mengacu pada pembangunan, itu tugas Komisi II. Kalo Komisi IV hanya terkait Pendidikannya yang menggangu berjalannya proses belajar mengajar,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN setempat Nasan mengaku, baginya jika pembangunan itu selesai tepat waktu maka anak didik dapat belajar dengan nyaman.
“Tidak seperti sekarang ini, kondisi kelas yang ada sudah rusak akibat dimakan usia serta genting banyak yang bocor,” paparnya.
Hasan juga mengatakan, karena pihaknya yakin pembangunan itu selesai pada tanggal 23 Desember sesuai kontrak kerja, makanya meubeler dari Dinas Pendidikan diterima dan ditempatkan di beberapa ruang kelas.
“Penempatan mei bakar itu, guna memudahkan pemasangan. Namun bangunan justeru tidak selesai. Makanya tidak jadi kita pasang,” tutur nya.
Adapun keempat anggota Komisi IV yang datang meninjau lokasi yakni, Evi, Daryanto, dr Janet dan Uri. (*)









