Data tersebut, mulai dari program apa saja yang akan dijalankan, jangka waktu pelaksanaan masing-masing program, dan kebutuhan anggaran dari setiap program.
“Masa anggaran untuk JPS lebih kecil dari bidang kesehatan yang mencapai Rp200 miliar lebih. Mana yang lebih penting, masyarakat atau pengadaan APD,” tegasnya.
Selain itu, pria yang akrab disapa ASB ini juga meminta data yang sudah siap untuk segera dieksekusi. Mengingat masyarakat saat ini sangat membutuhkan dan tidak bisa ditunda-tunda lagi.
“Pemkot berjanji per 27 April untuk program bantuan dari APBD Kota bisa turun untuk 23 ribu orang, kita lihat saja,” imbuhnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat mengklaim kalau anggaran yang disiapkan oleh Pemkot Bogor sudah sangat proporsional. Hal ini dikarenakan adanya dugaan hilangnya pendapatan asli daerah (PAD) sebanyak Rp336 miliar.
“Nah untuk menutupi anggaran yang hilang ini, kami melakukan refocusing anggaran dari seluruh SKPD yang nantinya anggaran sebesar Rp144 miliar ditaro di BTT,” katanya.
Sekda pun mengakui kalau untuk membuat struktur anggaran baru ini sangat sulit. Sebab pada bulan depan nanti agenda APBD Perubahan harus tetap berjalan, walau dalam kondisi seperti ini.
Terkait dengan bantuan yang rencananya akan disalurkan pada 27 April nanti, Ade optimis bahwa itu sudah sangat cukup bagi masyarakat Kota Bogor. Sebab dengan nominal Rp500 ribu setiap bulannya dan akan diberikan selama empat bulan kedepan, lubang bantuan sudah bisa tertutupi.
“Walaupun beda Rp100 ribu dari bantuan pusat, tapi kami lebih lama jangka waktunya, jadi saya kira ini sudah pas,” pungkasnya. (*)









