Menu

Mode Gelap
Selasa, 16 Desember 2025 | 19:00 WIB

Bogor

Bencana Bogor, Presiden Minta Tanam Vetiver

badge-check


					Jokowi Sambangi Korban Banjir Bogor dan Lebak. (FOTO: Istimewa) Perbesar

Jokowi Sambangi Korban Banjir Bogor dan Lebak. (FOTO: Istimewa)

Harian Sederhana, Bogor – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut tanaman vetiver dalam pertemuan mengevaluasi penanganan bencana dengan sejumlah kepala daerah termasuk Bupati Bogor Ade Yasin, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Dalam pertemuan kesempatan salah satu yang disinggung Jokowi adalah terkait tananaman vetiver.

Jokowi bahkan memberikan instruksi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyiapkan bibit-bibit tanaman yang diperlukan untuk menjalankan hal tersebut.

Presiden secara khusus juga meminta agar jajarannya turut melakukan penanaman tanaman-tanaman yang diketahui memiliki kemampuan untuk mencegah tanah longsor dan erosi seperti tanaman vetiver yang dapat menahan gempuran aliran hujan deras dan menjaga kestabilan tanah.

“Saya kira tanaman vetiver, akar wangi, akan saya cari sebanyak-banyaknya bibit dan benih sehingga bisa kita lakukan penanaman terutama di Lebak dan Kabupaten Bogor,” kata Jokowi.

Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria belum lama ini mengumpulkan para dosen pakar membahas tanaman yang cocok untuk mencegah longsor seperti penggunaan vetiver atau tanaman akar wangi.

Menurut Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Prof Hefni Effendi, vetiver memiliki pertumbuhan dan pengakaran yang kuat, namun hanya tepat untuk jangka pendek. Untuk itu perlu diintegrasikan dengan tanaman lain dalam rencana yang lebih besar dan jangka panjang.

Profesor Hadi Susilo Arifin, Guru Besar di bidang ekologi dan arsitektur lanskap IPB University juga mengemukakan bahwa pemilihan tumbuhan dan tanaman hanyalah salah satu aspek teknis yang harus diletakkan pada perencanaan mitigasi bencana yang menyeluruh.

Akar wangi atau vetiver memang dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi erosi, akan tetapi perlu dilengkapi dengan teknik budidaya dan pelibatan masyarakat yang tepat. Prof Hadi mengusulkan model penanaman yang lebih menyeluruh seperti sistem agroforestri.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Seameo Biotrop yang juga dosen IPB University dari Fakultas Kehutanan, Dr Irdika Mansur menyarankan kombinasi tanaman yang tidak hanya menjalankan fungsi ekologis tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Alternatif yang ditawarkan adalah ragam tanaman atsiri yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman seperti vetiver perlu kombinasi dengan tanaman semusim lainnya seperti sereh wangi dan yang lebih penting adalah tanaman tahunan seperti pala dan kayu putih.

Sementara itu, menurut Prof Budi Indra Setiawan, dosen IPB University dari Fakultas Teknologi Pertanian, salah satu tanaman tahunan yang sangat potensial digunakan adalah pala hutan atau pala Aceh.

“Pala Aceh dapat ditanam pada tanah terjal dan bebatuan. Kami sudah meneliti penggunaan pala hutan dan teknik zero run-off air di beberapa lokasi,” ujarnya.

Diskusi tersebut juga dihadiri para pakar lainnya diantaranya Prof Slamet Susanto, Dr Ade Wachyar, Dr Sintho Wahyuning Ardi dan ahli minyak atsiri, Dr Meika S Rusli. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Jaringan Dealer ke 53 Chery Ada Kota Bogor, Ini Lokasinya

19 Agustus 2025 - 16:38 WIB

Program Skrining Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Kota Depok Dimulai Februari 2025

13 Januari 2025 - 10:58 WIB

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan.

Angka Kehamilan di Bogor Tinggi Saat Pandemi Covid-19

4 Juni 2020 - 02:56 WIB

Beras Bansos di Gunung Putri Kurang Berkualitas

3 Juni 2020 - 22:40 WIB

Jalur Puncak Berlapis Sekat TNI, Polisi dan Dishub

3 Juni 2020 - 22:34 WIB

Trending di Bogor