Menurut dia, untuk target dan indikator akan disesuaikan setelah melakukan analisis dan kajian yang mendalam dan detail mengenai semua kegiatan-kegiatan yang terkoreksi karena direalokasi dan di refocusing untuk kegiatan Covid-19.
“Jadi saya meminta Bappeda dan Bapenda untuk segera melakukan analisis dan kajian mengenai program 2020 yang digeser ke Covid-19 ini, kemudian dampaknya bagi target-target yang sudah kita tetapkan berdasarkan RPJMD, itu penting,” tambahnya.
Dalam menyusun perencanaan 2021, kata dia, yang pertama harus dilihat terlebih dahulu mana target prioritas yang terdampak karena adanya realokasi untuk Covid-19.
Poin kedua, baru di lihat seberapa ruang yang dimiliki untuk menutup kebutuhan itu bagi anggaran 2021. Sementara poin ketiga baru kemudian dimerumuskan atau melakukan formulasi untuk kegiatan-kegiatan di 2021 yang masih terkait dengan penanganan dari dampak Covid-19.
“Baru kemudian setelah itu ruang yang tersisa kita gunakan dalam konteks perencanaan normal dari RPJMD,” jelas Bima.
Bima menyatakan, untuk 2021 juga akan dialokasikan anggaran untuk pemulihan atau recovery dari dampak Covid-19. Tentu semua berharap Covid-19 ini akan berakhir tahun ini.
“Tidak memanjang sampai tahun depan. Dengan asumsi bahwa Covid ini selesai tahun ini, tahun depan adalah momentum untuk recovery dan pemulihan,” katanya.
Karena itu menurut pandangan dia, ada dua konteks anggaran untuk 2021 yang akan dialokasikan sesuai dengan konteks kelanjutan pemulihan Covid-19. Yang pertama adalah mengangkat kembali segmen yang terpuruk atau segmen yang terdampak, artinya normalisasi dari nol.
“Kita berbicara berbagai macam dimensi, terutama dimensi ekonomi dan kesehatan. Itu poin pertama konsep dan prinsip anggaran 2021,” tambahnya.









