Harian Sederhana, Sukabumi – Meski Intensitas musim penghujan tidak menentu, namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga bencana.
Sebab, berdasarkan pengalaman tahun lalu puncak musim hujan bisa terjadi berbagai bencana seperti bencana longsor, banjir, cuaca ekstrem, dan angin puting beliung.
Hal itu diungkapkan, Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Asep Suhendrawan setelah pembukaan rapat Forum Perangkat Daerah (FPD) yang digelar BPBD Kota Sukabumi di Hotel Santika, Kamis (27/2).
“Prakiraan BMKG, bulan Februari dan Maret masih puncak musim penghujan. Kami telah melakukan berbagai persiapan, untuk mengantisipasi berbagai bencana meliputi prasarana, sarana, dan SDM,” katanya
Pada 2019 lalu, tercatat ada 248 kejadian bencana. Sebagian besar bencana hidrometeorologi yakni bencana yang dipicu oleh faktor cuaca.
“Bencana bisa kapan saja terjadi, tampa melihat iklim dan cuaca. makanya harus dipersiapkan kesiapsiagaan bencana sejak sekarang,” kata dia.
Kejadian kebakaran yang barusan terjadi, di daerah nanggleng kecamatan citamiang terjadi di musim hujan. Akibat konsleting listrik yang disebabkan charger HP.
“Tidak hanya dari faktor cuaca, dari kelalaian juga bisa terjadi bencana,” terangnya.
Dalam kesempatan Forum Perangkat Daerah (FPD), BPBD juga membahas penanggulangan bencana. FPD menampung aspirasi dan membahas usulan masyarakat tekait penanggulangan bencana berdasarkan hasil Musrenbang tingkat Kelurahan dan Kecamatan.
“Pada rapat ini, pembahasan tidak terlalu fokus hanya untuk anggaran, tapi pada upaya menyerap dan mewujudkan usulan masyarakat terkait penanggulangan bencana,” paparnya.
Asep juga menambahkan, dalam FPD in ada tiga kategori usulan kegiatan yaitu prabencana, tanggap darurat, dan pasca bencana. “Tiga kategori ini yang kita bahas bersama masyarakat. dari mulai sarana dan prasarana, anggaran hingga SDM,” jelasnya
Kasi Damkar pada BPBD Kota Sukabumi, Hendar Iskandarsyah menyampaikan permintaan kepada masyarakat untuk bersama-sama dalam mengurangi resiko bencana.
Salah satu pencegahan untuk mengurangi resiko bencana, seperti kebakaran akibat konsleting listrik di rumah – rumah untuk menggunakan instalasi menggunakan kabel SNI. “Bencana kebakaran bisa kapan saja terjadi, namun resiko nya bisa kita kurangi,” pungkasnya. (*)









