Ade mengatakan penduduk Vietnam juga banyak yang meninggalkan desa dan pergi ke kota besar seperti halnya warga Kabupaten Bogor yang merantau ke DKI Jakarta untuk mencari nafkah.
“Oleh sebab itu, apabila kita ingin menghentikan corona di bulan Juni sesuai perkiraan para ahli, saatnya kita mencontoh kepatuhan dan disiplin warga Vietnam. Kita harus menguatkan tekad, kalau Vietnam bisa mengapa kita tidak,” ujar dia.
Di Kabupaten Bogor, Ade menuturkan, jumlah kasus Covid-19 pada Rabu (22/4) mengalami lonjakan yang tinggi sebanyak 31 kasus. Pada Minggu, (26/4) jumlah pasien yang terkonfirmasi positif sudah mencapai 105 orang.
Ade mengelompokkan dua sumber penularan Covid-19 di Kabupaten Bogor yakni, interaksi dengan orang DKI Jakarta (imported case) dan penularan antara sesama orang Kabupaten Bogor (local transmission).
Dia menyatakan, persebaran Covid-19 sudah saatnya untuk dihentikan. Sebab, semakin banyak warga yang tertular semakin banyak yang menderita.
“Belajar dari Vietnam, saatnya kita juga patuh dan disiplin menjalankan PSBB, protokol kesehatan dan imbauan pemerintah lainnya, dan tetap di rumah,” kata Ade.
Memasuki bulan Ramadan, Ade berharap, dapat menjadi momentum bersama untuk melawan persebaran Covid-19. Dia mengajak, masyarakat menahan diri untuk tidak beraktivitas dan beribadah di luar rumah.
Jika dalam 30 hari Ramadan warga mampu menahan diri sambil berdoa dan beribadah khusuk di rumah, kata Ade, corona akan kehilangan rantai penularan.
“Dengan demikian perkiraan ahli bahwa corona akan selesai Juni, akan tercapai dan usai Juni kita sudah bisa beraktifitas seperti biasa kembali. Insya Allah,” ungkap Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor itu. (*)









