Menu

Mode Gelap
Senin, 15 Desember 2025 | 19:11 WIB

Depok

Cepat Tanggap RSUI Tangani Korban Laka Lantas di Subang

badge-check


					Cepat Tanggap RSUI Tangani Korban Laka Lantas di Subang Perbesar

Harian Sederhana, Depok – Sebanyak 32 korban kecelakaan bus rombongan kader Posyandu Bojong Pondok Terong Depok, hingga kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Depok.

Manajer Pelayanan Kesehatan Spesialistik RSUI, dokter Rakhmad Hidayat menuturkan, awalnya ada 33 korban yang dirujuk ke RSUI. Enam orang menderita luka ringan, kemudian 23 luka sedang, dan empat orang lainnya luka berat.

“Dari total 33 pasien yang dibawa ke sini (RSUI), satu orang sudah pulang. Sedangkan 32 nya dari assesment di awal, ada empat orang yang membutuhkan operasi, beberapa telah dilakukan tadi malam,” tuturnya, Senin (20/01).

Rakhmad mengungkapkan, hari ini pihaknya melakukan assesment ulang terhadap sejumlah pasien yang telah menjalani operasi tadi malam dan yang akan dioperasi. “Operasinya besok dari dokter kami. Kemudian ada delapan yang belum dioperasi,” katanya.

Selain itu, ada satu pasien yang terpaksa dirujuk ke rumah sakit berbeda karena ruang perawatan ICU RSUI saat ini sedang penuh.

“Kondisinya satu pasien itu dirujuk karena pendarahan di kepala dan memerlukan perawatan di ruang ICU. Saat ini ICU kita sedang penuh juga. Dari sejumlah pasien yang telah dioperasi, satu diantaranya belum stabil dan memerlukan pemantauan khusus,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala IGD RSUI dokter Andi Ade W mengatakan, saat para korban kali pertama tiba di RSUI, pihaknya membagi mereka (korban) di dua area berbeda pada Minggu (19/01) pagi. Area pertama untuk kondisi emergency sedangkan area lainnya untuk pasien yang tidak dalam kondisi darurat.

“Karena secara bersamaan tidak mungkin kami sanggup menangani semua pasien. Pada saat itu yang jaga ada tiga dokter umum, dua dokter spesialis dan 10 perawat yang kami siapkan,” ujarnya.

Instalasi Gawat Darurat atau IGD, jelas Andi fungsinya untuk penapisan atau pertolongan pertama bagi pasien-pasien yang datang.

“Karena kecelakaan itu sudah terjadi satu hari sebelumnya, sehingga kami harus melakukan penilaian ulang. Jadi saat pasien datang, mereka diperiksa oleh dokter dan perawat dan diberikan label untuk prioritas penanganan,” ujarnya.

Adapun label yang diberikan untuk para korban terbagi dalam tiga tingkatan. “Label hijau berarti pasien paling ringan, label kuning yang sedikit berat dan label merah yang sangat berat. Awal masuk ada sembilan yang label merah, kemudian label kuning sekitar 10 atau 11 orang,” ujarnya.

Sejumlah pasien yang ditangani rata-rata berusia dewasa dan hanya ada dua anak. Salah satu anak telah diijinkan pulang sedangkan satu pasien anak lagi masih dirawat. “Yang satu lagi dioperasi segera tadi malam karena ada patah tulang terbuka. Saat ini sudah pulih dan sudah di ruang rawat,” ujarnya.

Ditanggung Pemkot

Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, korban kecelakaan itu mencapai 59 orang. delapan diantaranya meninggal dunia, termasuk sang sopir. Sedangkan sejumlah korban terluka hingga kini masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit berbeda.

Diantaranya, di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) berjumlah 32 orang, RS Sentra Medika satu orang, RS Mitra Keluarga Depok satu orang dan RSUD Depok berjumlah 15 orang.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kota Depok, dokter Enny Ekasari mengatakan, seluruh biaya pengobatan bakal ditanggung oleh Jasa Raharja dan Pemerintah Kota Depok melalui dana bantuan sosial atau bansos.

“Jika dari Jasa Raharja sudah habis, sisanya menggunakan Bansos Kota Depok. Itu semuanya dijamin Pemkot Depok sampai selesai dirawat,” katanya.

Lebih lanjut Enny mengungkapkan, sejumlah korban dirujuk ke beberapa rumah sakit lantaran keterbasan fasilitas. Namun demikian, seluruh biaya tetap akan ditanggung Pemerintah Depok. “Bansos itu 150 juta per orang. Kemudian jika sudah selesai perawatan untuk kontrol pakai jaminan sendiri atau umum,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan diduga terjadi akibat bus pariwisata yang membawa rombongan kader posyandu itu mengalami rem blong turunan Nagrok, Jalan Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu 18 Januari 2020.

Dari 58 penumpang, delapan meninggal dunia, tujuh diantaranya warga Depok. Kemudian, 10 luka berat dan sisanya mengalami luka ringan. Para korban ini rata-rata adalah warga Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Depok. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

KPK Masih Usut Soal Penyaluran Dana CSR BI dan OJK

14 Desember 2025 - 14:12 WIB

Dindin Saprudin Resmi Jabat Anggota DPRD Kota Depok

28 November 2025 - 12:45 WIB

Wakil Ketua DPRD Kota Depok Tajudin Sosialisasi Fungsi Komisi C ke Warga Grogol

26 November 2025 - 11:03 WIB

BPJS Kesehatan Depok Gelar Ngopi JKN

19 November 2025 - 12:17 WIB

Hajatan 13 Beji 2025: Gen Z Depok Bersatu Lewat Kreativitas dan Budaya Lokal

10 November 2025 - 11:22 WIB

Trending di Depok