Harian Sederhana, Bekasi – Dari 16 ruang belajar SMKN 15 Kota Bekasi yang ada sekarang ini, 25 persen dari ruang belajar itu pembangunannya bersumber dari orang tua siswa, sementara sisanya merupakan dominasi pemerintah pusat.
Demikian dikatakan Dani, Wakil Humas SMKN 15 Kota Bekasi kepada Harian Sederhana terkait pembangunan 2 ruang belajar sekolah itu saat ditemui di kantornya, Kamis (13/2).
“Pembangunan dua ruang belajar yang sedang berjalan saat ini, sumber dananya berasal dari orang tua, iuran siswa. Sesuai mekanisme yang ada, melalui rapat orang tua di awal tahun ajaran, dengan memperhatikan tingkat kemampuan orang tua tentunya,” tuturnya.
Sekolah kejuruan di usianya yang baru menginjak tahun kelima itu, kata dia, wajar jika sarana dan prasarana sekolah masih banyak yang kurang, seperti ruang belajar, ruang praktek dengan kelengkapannya serta pagar sekolah yang belum ada.
Sekolah dengan luas 1 ha lebih itu, sambung dia, masih menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan sistem double shift. Hal itu dilakukan, sambung dia lagi memberi alasan, semata-mata karena keterbatasan ruang belajar.
Selain pemerintah, lanjut Dani menjelaskan, pihaknya juga menjalin komunikasi yang intens dengan orang tua siswa guna mendukung program sekolah yang sudah disepakati bersama sebelumnya.
Pembangunan dua ruang belajar dengan sumber dana iuran siswa kali ini, masih menurut Dani, bukan lagi yang pertama. Sebelumnya, kata dia, pembangunan ruang belajar dengan sumber dana dari orang tua siswa sudah pernah direalisasikan.
“Kita butuhkan partisipasi masyarakat atau orang tua siswa sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, partisipasi itu kemudian dikelola secara transparan dan akuntabel,” ujarnya.
Sebagai sekolah yang masih tergolong baru, harap Dani, pihaknya sangat membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah pusat maupun daerah serta peran serta aktif dari masyarakat atau orang tua siswa guna kemajuan siswa. (*)









