Harian Sederhana – Peredaran narkoba kian hari makin merajalela. Menjamurnya peredaran barang hram ini disinyalir tidak lepas dari peran dan keterlibatan para bandar besar. Meski demikian, di Kota Depok dipastikan belum ditemukan adanya kasus narkoba yang dilatarbelakangi kelompok bandar narkoba besar.
“Depok belom ada. mereka yang berhasil ditangkap kebanyakan hanya beli pakai,” ujar Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Depok AKBP Rusli Lubis Rusli saat dihubungi wartawan, Selasa (28/09).
Rusli menerangkan berdasarkan hasil pendataan pihaknya selama ini, para pengguna narkoba di wilayah Depok memperoleh barang haram tersebut dari jaringan Lapas wilayah Bogor.
“Biasanya bandar atau kurir yang berhasil kita tangkap itu mengaku dapat barang (narkoba) ya dari lapas Bogor. Biasanya juga barang bawaannya tidak lebih dari satu gram,” katanya.
Selain itu, Rusli menegaskan Kota Depok hanya menjadi wilayah transit untuk peredaran narkoba, jarang ada bandar yang menetap dan menjalankan praktek jual beli narkoba.
“Tidak ada bandar, karena Depok itu lingkupnya kecil. Soalnya, biasa pemakai itu menggunakan narkoba di Jakarta atau Bogor. Hanya mereka itu tinggalnya di Depok, direhab juga ya di Depok,” tuturnya.
Rusli menerangkan untuk mengatasi masalah peredaran narkoba pihak BNN Kota Depok sejauh ini telah melakukan sosialisasi pencegahan narkoba kepada masyarakat.
Sedangkan, bagi pengguna pihaknya melakukan rehabilitasi dan konseling. Menurutnya, para pemakai memiliki kecenderungan tertutup.
“Mereka itu tertutup, bisa terbuka kalau dengan sesamanya (pemakai narkoba). Jadi kita juga perlu ada peran serta masyarakat bila ada yang mengetahui soal narkoba wilayahnya bisa langsung melapor kepada kami,” terangnya.
Selanjutnya, saat ditanya mengenai pengungkapan kasus narkoba selama delapan bulan terakhir ini Rusli menyatakan belum pernah menangkap jaringan narkoba model kartel.
“Selama ini belum pernah menangkap gerombolan (kartel), yang kita tangkap sekarang biasanya tidak sampai satu gram,” pungkasnya. (Hen/HS/SG)
