Harian Sederhana, Bogor – Kemacetan lalu lintas di depan mall Boxies 123 di Jalan Raya Tajur, Kecamatan Bogor Timur yang belakangan ini banyak dikeluhkan masyarakat terus menuai sorotan wakil rakyat.
Kali ini giliran Anggota Komisi III DPRD, Zaenul Mutaqin (ZM) yang angkat bicara. Menurutnya, sebelum adanya mall tersebut, Jalan Raya Tajur selalu menjadi langganan macet.
Namun, dengan keberadaan pusat perbelanjaan modern itu, kondisi lalin pada area tersebut semakin krodit. Kondisi demikian, membuat warga bertanya kepada dewan terkait bagaimana kajian amdal lalin-nya.
“Sebaiknya warga langsung tanyakan kepada Dinas Perhubungan (Dishub), mengapa izinnya dapat diterbitkan,” ujar ZM, Selasa (21/1).
Masih kata Ketua DPC PPP itu, bahwa sejak awal Komisi III sudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi, terutama saat kejadian turap ambruk yang pertama dan kedua.
“Saat itu mereka (Boxies) meyakinkan dewan bahwa semuanya sudah tidak ada masalah. Tapi ternyata masyarakat sekitar masih ada yang terkena dampak akibat kehadiran mall tersebut,” jelasnya.
ZM juga meminta agar Pemkot Bogor segera melakukan evaluasi terhadap Amdal Lalin Boxies. Harus dievaluasi seperti apa Amdal Lalin-nya, pembangunannya.
“Dewan tidak mau investasi yang masuk malah memberikan efek negatif bagi masyarakat. Apalagi kondisi Kota Bogor saat ini semakin macet,” katanya.
Zaenul menyatakan, Jalan Raya Tajur akan semakin krodit seiring dengan akan adanya mall lainnya di kawasan tersebut. Dia mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana macetnya Tajur.
“Jumlah mall ada empat, sedangkan ruas jalan tak bertambah lebar. Kami yakin pemkot makin pusing ngatur lalu lintas disana,” katanya.
Masih kata ZM, satu-satunya cara untik mengurai kemacetan di Jalan Raya Tajur adalah dengan menuntaskan Jalan R3 hingga ke Wangun. “Ya, solusi untuk mengatasi kemacetan cuma itu saja. Selama R3 belum tuntas, jangan harap Tajur tak macet,” paparnya.
Sementara itu, satu persatu masalah muncul ke permukaan, dari mulai terjadinya longsor dan ambruknya tembok menimpa rumah warga, banjir, kemacetan, hingga permasalahan perizinan warga muncul dan menjadi perbincangan di warga sekitar.
Hingga polemik penebangan belasan pohon yang akan digunakan sebagai akses pintu masuk dan keluar kendaraan.
Pertemuan antara warga di fasilitasi RT dengan pihak yang punya tanah itu waktu kali pertama pemberitahuan bahwa akan di bangun mall. Sejak saat itu tidak ada lagi sosialisasi, apalagi meminta perizinan ke warga.
“Tiba-tiba bangunan sudah jadi dan sekarang sudah beroperasional,” ucap salah seorang warga Sukajaya 3 RT04, RW05, Ade Rachma.
Ade dan warga lainnya mengaku kecewa lantaran Boxies tidak melakukan sosialisasi, hingga waktu pemasangan tiang pancang, sebagian tembok dan atap rumah warga disekitarnya terkena imbas.
“Saat rumah kami rusak rusak, sudah ada dari pihak kontraktor dan asuransi yang memfoto, katanya akan ada penggantian, tapi kenyataannya sampai sekarang tidak ada kelanjutannya,” jelasnya.
Senada, warga Kampung Gandog RT 03/RW 05, Kelurahan Pakuan, Edwin mengeluhkan kebisingan yang terjadi akibat adanya mall Boxies. “Tiap sore hingga malam terdengar suara bosing dari klakson kendaraan karena macet di jalan Tajur, dan juga suara dari sound yang berasal dari mall Boxies. “Kami sebagai warga sangat terganggu,” pungkasnya. (*)









