Harian Sederhana, Cibinong – Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah Kabupaten Bogor mulai berdatangan pasien demam berdarah dengue (DBD). Ini penjelasan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor.
Sejauh ini penanganan dan kebijakan dari Dinkes Kabupaten Bogor sejak awal tahun 2020 telah memberikan warning ke seluruh Puskesmas mengenai akan datangnya musim hujan.
“Oleh karena itu, kami menyerukan kepada seluruh Puskesmas untuk menggerakkan kembali Jumantik di wilayahnya masing-masing dan melakukan Gertak (gerakan serentak) berantas DBD melalui 3M plus,” jelas Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Intan Widayati, Selasa (10/3/2020).
Kemudian, tambah Intan Widayati, apabila ada kasus maka Puskesmas wajib melakukan Penyelidikan epidemiologi atau survey lapangan untuk pelacakan kasus dan penyebabnya.
Hal tersebut dilakukan untuk menilai apakah ada kasus lain di sekitarnya yang berarti mungkin nyamuk berasal dari sekitar tempat tinggalnya atau kasus import (kasus dari daerah lain) jika disekitarnya tidak ada jentik dan orang dengan gejala serupa, selanjutnya melaporkan ke Dinkes Kabupaten Bogor.
“Kalau kasus fokus maka tindakan yang dilakukan diantaranya, Gerakan 3M plus, Pemberian bubuk abate, Fogging fokus. Tapi, kalau kasusnya import meski tidak ada jentik tetap kita lakukan Gerakan 3M plus, dan Pemberian bubuk abate bila diperlukan untuk penampungan air,” tuturnya.
Saat ini lanjut dia, trend kasusnya lebih menurun dibanding bulan yang sama pada tahun lalu.
Disinggung mengenai terbatasnya infus trombosit dan terbatas ketersediaan obat di RSUD, dirinya mengatakan bahwa trombosit tidak harus semua pasien DBD, sebab ada ketentuannya.
“Nah, itu dokter anak dan penyakit dalam yang paham detilnya. Kalau obat-obatan untuk DBD memang tidak ada obatnya. Namanya ya virus, obat hanya untuk mengobati gejalanya,” terangnya.
Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap melakukan Pola hidup bersih dan Sehat (PHBS). “Kuncinya, harus selalu hidup bersih, hidup sehat dan stamina harus baik juga,” pungkasnya. (*)









