Harian Sederhana, Bogor – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, ‘bagi-bagi’ proyek penunjukan langsung (PL). Proyek senilai Rp 10 miliar lebih itu dipecah-pecah menjadi 62 paket yang tersebar di 50 Sekolah Dasar (SD) dan 12 di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Jenis pekerjaan yang ‘dibagi-bagi’ ke sejumlah orang tertentu itu berupa, rehabilitasi ruang kelas, pembuatan pagar sekolah, perpustakaan, toilet dan kantin sehat.
“Ya, bapak sendiri sudah tau lah, kalau setiap tahun, proyek PL akan diberikan kepada orang-orang ‘dekat’. Maaf, jangan-jangan bapak sendiri (wartawan, red) dapat dari Disdik,” ujar salah seorang rekanan, yang mengaku bernama, Syarifudin, belum lama ini.
Dia juga memprediksi bahwa besaran proyek di bawah Rp 200 juta akan menjadi celah yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk korupsi.Selain rawan korupsi, pemecahan proyek juga membuat pengadaan barang dan jasa menjadi tidak efisien.
Sebab, kata dia, setiap paket proyek ada komponen biaya honor untuk beberapa orang yang terlibat di dalamnya. “Itu paket puluhan miliar rupiah, betapa borosnya kita. Borosnya biaya proses kan semua pakai meterai, setiap paket ada honornya,’ kata dia.
Namun hal itu dibantah Kepala Disdik Kota Bogor, H. Fahrudin melalui Bidang (Kabid) Sarana Prasarana (Sarpras) Disdik Kota Bogor, Herlina ketika ditemui di ruang kerjanya, kemarin. “Itu tidak benar. Semuanya harus mengikuti mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan. Jadi, bukan sembarang main tunjuk,” tandas Herlina.
Dia juga merasa yakin, pengerjaan proyek paket PL akan tepat waktu. Sebab,minggu depan, surat perintah kerja (SPK) sudah pada turun. “Pengerjaan paket PL antara 45 hingga 60 hari kerja. Tinggal tergantung volume pekerjaannya. (*)









