Harian Sederhana, Bekasi – Temuan sebuah bangunan gudang berukuran jumbo lantai 2 diduga sebagai tempat menimbun obat dan kosmetika kini ramai dibicarakan. Lokasi gudang yang berada di lokasi kurang strategis dan berada dipinggiran Kota Bekasi yang berbatasan dengan Jakarta lepas dari pantauan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
Justru hingga kini statement yang diberikan pejabat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi saling bertolak belakang.
Seperti yang diutarakan Tanti Ruhilawati selaku Kepala Dinas Kesehatan yang terkesan mengelak jika dimintakan konfirmasi berhubungan dengan temuan gudang timbunan obat.
“Kita positive thinking saja,, nanti kita cek and ricek keberadaannya, apakah itu milik Puskesmas atau siapa, positive thinking saja,” kata Tanti saat pertama informasi disampai kepadanya.
Sementara itu, secara terpisah Sekretaris Dinkes Transkrip Sumpono dengan santai mengatakan gudang itu milik warga.
“Itu milik warga sekitar bukan milik Dinkes Kota Bekasi,” ujar Bram panggilan akrab Bramantio, Jumat, (6/12).
Saat ditanya janji Kepala Dinas yang akan melakukan oengecekan, menurut Bram Kadinkes kebetulan sedang rapat dan full agenda. Jadi tidak bisa bertemu untuk konfirmasi.
Namun terkait bangunan saya katakan timbunan obat itu bukan milik Dinkes, tetapi milik warga,” tandas Bram mencoba menetralisir kasus temuan gudang obat.
Statement Bram justru terkesan rancu. Pernyataannya bahwa milik warga akhirnya diralat bahwa gudang milik POM dibawah bidang SDK Dinkes Kota Bekasi. Namun itu pun diralat kembali.
“Jadi itu gudang bukan milik Dinkes Kota Bekasi tetapi milik Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) Pusat,” terang Bram.
Tolak belakang statement Sekdinkes Bram dengan Kadinkes Tanti Rohilawati menimbulkan kesan ada sesuatu yang ditutupi Dinas Kesehatan.
Blunder lontaran pernyataan keduanya akhirnya dikaitkan dengan hilangnya stock obat Kota Bekasi dibawah pengawasan Dinas Kesehatan beberapa waktu lalu.
Hilangnya obat bernilai puluhan juta rupiah hingga jutaan rupiah nominalnya. Namun persis an itu dianggap selesai begitu saja.
Pantauan di lapangan, terlihat beberapa kali mobil mengangkut obat saat malam hari.
Seorang warga sekitar dalam keterangan menyebutkan bahwa pintu rolling sering dibuka untuk menaruh obat.
“Awalnya mereka juga merusakkan segel Badan POM-Line yang direkatkan di rolling-door gudang tersebut. (*)









