Harian Sederhana, Bekasi – Selama enam hari pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebut volume kendaraan terpantau masih cukup tinggi. Kondisi ini terlihat di sejumlah jalan protokol yang ada di wilayahnya.
“Yang masih agak besar ke perbatasan Kota dan Kabupaten Bekasi. Tepatnya di dekat Bulak Kapal. Volumenya masih besar, mobil apalah masih besar karena memang mungkin jalan negara ya,” tuturnya kepada wartawan, Selasa (21/04).
Orang nomor satu di Kota Bekasi ini menjelaskan, jalan negara atau nasional seperti Jalan Insinyur Juanda, Jalan Sudirman, dan Sultan Agung, menjadi lintasan menuju ke DKI Jakarta. Ia menyebut, semua kendaraan yang hendak ke DKI Jakarta pasti melintasi jalan tersebut.
“Yang pakai motor banyak itu pasti lewat Kota Bekasi ke DKI Jakarta,” ucapnya.
Sedangkan untuk di sejumlah stasiun, Rahmat mengungkapkan sudah ada penurunan penumpang. Bahkan kondisinya cukup sepi di beberapa stasiun.
“Saya memastikan perkembangan KRL, Alhamdulillah kalau yang saya lihat tadi di Stasiun Bekasi Timur itu ternyata sudah sepi banget. Apalagi interval waktunya satu jam. Terus saya lari ke Stasiun Bekasi ternyata tinggal 2 ribuan,” ungkapnya.
Rahmat menerangkan meskipun penghentian total perjalanan KRL tidak disetujui. Ia meminta para kepala stasiun agar memastikan protokol kesehatan dan jangan sampai terjadi kerumuman.
“Ya meminta kepada kepala stasiun tadi, pertama tadi jaraknya, distancingnya dijaga, yang kedua masker. Dan pak kepala stasiun sudah bilang klau ga ada masker engga bisa masuk, bagus itu,” kata dia.
Rahmat menambahkan untuk penghentian KRL memang dapat meminimalisir penyebaran Covid-19. Akan tetapi masih ada kebutuhan warga untuk menggunakan KRL.
“Ya itu tadi mereka yang tidak libur, karena beberapa faktor. Mungkin perusahaan strategis nasional, pegawai rumah dan lainnya,” kata Rahmat.
Dari data Dinas Perhubungan Kota Bekasi, tercatat masih ada 40 persen pergerakan kendaraan arah ke DKI Jakarta saat hari ketujuh penerapan PSBB. Masih banyak masyarakat yang bepergian baik untuk kepentingan pekerjaan maupun yang lainnya.
“Masih ada 40 persen pergerakan kendaraan yang mengarah ke DKI Jakarta. Entah ada kepentingan kerja ya kita tidak tahu,” tutur Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Enung Nurholis.
Enung menyebut, pergerakan 40 persen kendaraan ke DKI Jakarta menjadi angka rata-rata yang terjadi tiap hari. “Penurunan 60 persen, dan sudah beberapa hari ini jumlah pergerakan 40 persen. Kayaknya mentok diangka 40 persen, ya mungkin itu yang tetap harus aktifitas,” jelas dia.
Sejumlah warga yang harus tetap beraktifitas, kata Enung, sebagian besar telah mematuhi aturan PSBB. Seperti mengenakan masker, tidak berboncengan hingga kapasitas penumpang. “Pelanggaran sudah berkurang tapi jumlah kendaraan masih tinggi,” ucap dia. (*)









