Harian Sederhana, Bekasi – Sebanyak 11 dokter di Kota Bekasi dinyatakan terpapar corona atau Covid-19 lantaran adanya pasien yang tidak terbuka atau jujur saat berobat. Belasan dokter ini bekerja di beberapa rumah sakit dan Puskesmas di Kota Bekasi.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bekasi mencatat ada 11 dokter yang diketahui positif Covid-19. Dari 11 dokter tersebut, enam diantaranya tengah melakukan isolasi mandiri, empat dokter sempat dirawat dan sudah kembali pulang. Satu dokter lainnya masih di rawat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bekasi.
“Kontak dengan pasien yang tidak jujur (Berbohong). Jadi harapan kami pasien jujur ketika berobat,” tutur Ketua IDI Kota Bekasi, Kamaruddin Askar, Rabu (22/4/2020).
Hingga saat ini, Kamaruddin bersyukur belum ada dokter yang gugur. Adapun salah satu dokter yang sebelumnya diberitakan meninggal dunia bukan disebabkan oleh Covid-19, melainkan penyakit yang sebelumnya diderita yakni diabetes.
Kamaruddin pun mengingatkan agar seluruh dokter di Kota Bekasi untuk menjaga kesehatan dan imun tubuh supaya tetap bisa menjalankan tugas dengan baik. Sebab, dokter atau petugas medis merupakan garda terdepan dalam melawan Covid-19 di Indonesia.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, Eko S Nugroho mengungkapkan, ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) dewasa ini cukup. Hanya saja, kondisi darurat sempat dialami juga oleh rumah sakit dalam kurun waktu Februari dan Maret lalu.
“Kalau waktu awal-awal itu chaos banget, Februari Maret itu kita chaos. Bisa dibilang bukan terbatas, enggak ada. Kita pakai senjata yang harusnya APD yang standar, teman-teman yang di klinik bukan cuma di rumah sakit pakai jas hujan,” ungkapnya.
Saat ini, data yang diterima oleh ARSSI, ketersediaan APD di wilayah Jabodetabek dipastikan cukup. Disebutkan juga ada beberapa tenaga kesehatan (Nakes) yang terpapar oleh pasien di sejumlah rumah sakit. “Banyak tenaga kesehatan yang terpapar corona,” ujarnya.
Meski demikian, dia tidak bisa menyalahkan pasien yang tidak jujur terhadap gejala yang dialami. Ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama pasien tidak jujur dengan kondisi kesehatannya, atau ketidaktahuan pasien terhadap gejala yang dialami berkenaan dengan Covid-19.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim menyebut ada 51 tenaga kesehatan yang bertugas di RSUD Kota Bogor positif virus corona atau covid-19 setelah menjalani tes cepat atau rapid test.
“Saya dapat laporan dari Dirut RSUD yang menyatakan dari 800 tenaga kesehatan (nakes) yang diperiksa rapid test diperoleh hasil 51 nakes reaktif atau positif,” kata Dedie kepada wartawan, Rabu (22/04).









