Harian Sederhana, Bogor – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) gelar aksi di Balai Kota Bogor, Rabu (16/10).
Dalam aksinya mereka meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk mengevaluasi penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dinilai malah merugikan para pedagang sehingga banyak para PKL yang gulung tikar setelah direkolasi.
Ketua KAMMI UIKA Kota Bogor, Debu Firdaus mengatakan,
penataan dan pemberdayaan PKL merupakan salah satu dari enam skala prioritas Pemkot Bogor di periode pertama kepemimpinan Bima Arya yang dinilai gagal terlaksana.
Menurutnya, penataan PKL yang dilakukan Pemkot Bogor terkesan hanya kejar target pasalnya banyak pedagang yang mengeluh karena omset pendapatannya turun setelah direlokasi. Tempat relokasi yang sepi pengunjung jadi salah satu keluhan utama para pedagang
“Kami mempertanyakan hasil kajian sebelum proses relokasi itu dijalankan. Karena relokasi yang sudah dilakukan saat ini dinilai gagal karena merugikan pedagang yang notabenenya adalah pedagang kecil,” kata Debu di lokasi aksi.
Dia menambahkan, jika terus dil merugi maka bukan tidak mungkin para PKL yang direlokasi tesebut gulung tikar karena modal yang tidak kuat dan habis yang akhirnya hanya menimbulkan kesengsaraan bagi para PKL.
“Pemerintah harus mengevaluasi total progres yang sudah dijalankan jangan sampai penataan PKL hanya sekedar kejar target selesai namun pedagang menanggung beban sejahterakan PKL,” tegasnya.
Dalam orasinya, mereka mendesak Wali Kota Bogor untuk memberikan teguran keras kepada direksi PD pasar pakuan jaya yang telah mengeluarkan surat edaran penertiban PKL depan blok B Pasar Kebon Kembang tanpa memberi solusi kepada PKL
“Kami meminta PD Pasar Pakuan Jaya memperhatikan kesejahteraan pedagang binaan dengan memberikan tempat yang layak” pungkasnya. (*)









