Harian Sederhana, Depok –Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI) menggelar workshop “Aplikasi Teknologi dalam Mitigasi dan Evakuasi Mandiri serta Konservasi Lingkungan.
Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang guru dan pembina pramuka mulai dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK se-Kota Depok. Kegiatan diawali dengan persiapan ketika terjadi bencana, pembuatan peta evakuasi sekolah, serta pembentukan sistem manajemen bencana di masing-masing sekolah.
Kemudian, pada hari kedua dan ketiga difokuskan kepada simulasi bencana yang berpotensi terjadi di Depok seperti banjir dan kebakaran dan potensi gempa bumi megathrust di selatan Jawa.
Antusias terlihat dari setiap peserta karena memperoleh ilmu baru lagi mengenai standar sekolah aman bencana dan pembuatan SOP bencana di sekolah demi menciptakan kesiapan sekolah menjadi sekolah aman bencana
Ketua Tim Pengmas Tito Latif Indra, pada Sabtu (19/10) di Kampung UI, Beji, Kota Depok menuturkan, “Kota Depok sebagai salah satu kawasan penyangga ibukota Jakarta, tidak lepas dari beberapa masalah di antaranya banjir, tanah longsor/bergerak, kebakaran, dan beberapa permasalahan sosial lainnya.
Kami selaku sivitas akademika UI sebagai PTN yang berada di Depok ingin mengambil bagian di dalam menyelesaikan masalah di Kota Depok, salah satunya terkait potensi bencana di lingkungan sekolah di Kota Depok,” katanya.
Sekolah, dikatakannya sebagai sarana pendidikan dini selain di rumah dapat menjadi salah satu sarana terbaik dalam mentransformasikan pengetahuan mengenai bencana tersebut.
Tito menjelaskan bahwa pengurangan risiko bencana di sekolah dapat dimulai dari kegiatan pramuka.
Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pramuka diajarkan lifeskill yang sangat berguna ketika bencana terjadi.
“Pramuka mengajarkan kita untuk survive di alam sehingga memudahkan untuk kami menyinergikan program pengurangan risiko bencana di sekolah-sekolah.” ujarnya.
Depok ke depannya akan menjadi kota yang sangat padat penduduknya sehingga akan muncul masalah dan potensi bencana yang lebih besar lagi.
Oleh karena itu perlu kesiapan dari sekarang mengenai langkah-langkah antisipatif dalam kesiapan Depok menjadi Kota Tangguh Bencana.
Diharapkan kegiatan yang kami usung dapat menjadi pemantik sekolah-sekolah di Kota Depok untuk dapat peduli terhadap pendidikan bencana. (*)









