Menu

Mode Gelap
Senin, 15 Desember 2025 | 17:42 WIB

Pendidikan

HAB Ke 74, Kemenag Provinsi Gelar Sarasehan

badge-check


					Suasana sarasehan Modernisasi dan Kerukunan Umat Beragama di Hotel Pasundan, Bandung. Perbesar

Suasana sarasehan Modernisasi dan Kerukunan Umat Beragama di Hotel Pasundan, Bandung.

Harian Sederhana, Bandung – Hari Amal Bakti (HAB) Ke 74, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat, mengadakan Sarasehan Moderasi dan Kerukunan Umat Beragama, di Hotel Grand Pasundan, Bandung, Kamis (2/1/2019).

Talkshow yang mengangkat thema ‘Umat Rukun, Indonesia Maju’ menghadirkan 4 orang Mantan Kakanwil Kemenag Jawa Barat dengan moderator Kepala Bidang PD Pondok Pesantren (Pontren), H. Abubakar Sidik.

Ke 4 orang yang menjadi keynote speaker ini yaitu H. Yusuf Sodik, H. Muhaimin Lutfi, H. Iik Makieb, dan H. Saeroji. Mereka sangat berjasa akan keberlangsungan Kementerian Agama Jawa Barat hingga sampat saat ini.

H. Yusuf Sodik sebagai pembicara pertama mengungkapkan bahwa saat ini tantangan Kemenag semakin berat. Karena perubahan pola kehidupan masyarakat membawa beberapa hal negatif yang dapat merusak kerukunan umat beragama.

“Isu radikalisme dan intoleransi harus dapat dijelaskan oleh Kemenag kepada masyarakat, terutama ASN Kemenag harus memahaminya terlebih dahulu agar dapat menangkalnya,” tuturnya.

Pernyataan dari H. Yusuf Sodik ini dibenarkan oleh H. Muhaimin Lutfi pada keterangannya sebagai pembicara kedua. “Dari dulu isu-isu ini sudah ada dan kita selalu bekerja sama dengan pihak yang berwajib yang saat itu untuk menertibkan aliran kepercayaan yang dapat mengganggu kestabilan keamanan masyarakat,” ungkapnya.

Tetapi yang saat itu belum dapat terselesaikan, baik mengenai pemetaan. Jadi, katanya, isu-isu tersebut agar ditangani langsung, mudah, dan tepat sasaran. “Saya harapkan pemetaan ini dapat diteruskan dan diselesaikan oleh ASN Kementerian Agama Jawa Barat era milenial ini,” harapnya.

Mengenai hal ini, H. Iik Makieb, sebagai pembicara ketiga mengingatkan para undangan yang hadir untuk selalu mengingatkan masyarakat di lingkungan wilayah masing-masing mengenai pentingnya hidup bermoderasi beragama untuk menjaga kerukunan

“Walaupun kita sudah pensiun dari Kementerian Agama, tetap saja menjadi kewajiban kita untuk menjaga kerukunan umat beragama,” ujarnya.

Sebagai pembicara terakhir, H. Saeroji, mengungkapkan bahwa perbedaan yang ada di negara tercinta ini seharusnya dapat kita syukuri. “Kita harus berterimakasih pada pejuang negara ini yang sudah menetapkan Pancasila sebagai dasar negara kita,” ujarnya.

Dia juga menegaskan, apabila masih ada masyarakat yang menolak Pancasila sebagai ideologi negara maka masyarakat tersebut menolak realitas negara kita yang berisikan keragaman.

Pada kesempatannya, Saeroji yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Kemenag RI mengungkapkan, indeks kerukunan umat beragama di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup membanggakan.

“Pada tahun 2018 indeks kerukunan umat beragama berada pada angka 70,9% dan rilis yang terakhir tahun 2019 ada pada angka 73,8%. Angka ini menunjukkan setiap tahunnya indeks kerukunan umat beragama di Indonesia secara keseluruhan mengalami kenaikan dan memuaskan,” jelasnya.

Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan beragam, maka tidaklah heran apabila terjadi letupan-letupan agar dapat bermawas diri. (*)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

BOP Tak Kunjung Cair, PKBM Tak Bisa Bayar Gaji Tutor

2 Juni 2020 - 11:14 WIB

6 Tahun Berdiri, SMK Bina Insan Madani Berikan Kelonggaran Siswa Baru

2 Juni 2020 - 05:11 WIB

Depok Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah Hingga 18 Juni

30 Mei 2020 - 14:47 WIB

Cerita Panitia PPDB : Siswa Titipan, Bikin Pusing

20 Mei 2020 - 10:15 WIB

DPRD Jabar Minta Disdik Fasilitasi Internet PPDB

19 Mei 2020 - 14:08 WIB

Trending di Pendidikan