Harian Sederhana, Bogor – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus memantapkan rencana penerapan moda transportasi massal jenis trem. Estimasi biaya dari hasil hitung-hitungan untuk pengadaan trem hingga bangun infrastruktur diperkirakan menelan dana Rp1,5 Triliun.
Pemkot Bogor yang bekerjasama dengan PT Colas Rail, terus melakukan kajian dan studi kelayakan secara teknis guna pengoperasionalan moda transportasi trem itu.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, dari penjabaran pihak colas sejumlah sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan. Estimasi kebutuhan anggaran sebesar Rp 1,5 Triliun untuk mendatangkan unit trem baru.
“Dana sebesar itu untuk prasarana dan sarana kurang,untuk bisa mengcover loop dan koridor yang lain. Jadi ini baru loop satu, tapi jumlah tersebut sudah mengcover semua, termasuk unit trem,” kata dia kemarin
Untuk masalah depo, pemilihan jenis tram mereka mengusulkan spesifikasinya yang lowdek, kemudian, masalah jembatan yang harus dilalui dan masalah financial. “Selain itu, juga termasuk masalah regulasi dan lain-lain,” ujarnya.
Dedie melanjutkan, dari hasil kajian pada tahap awal Colas Rail menyatakan Kota Bogor layak untuk menggunakan transportasi rel di dalam kota. Saat ini PT Colas Rail menyampaikan lanjutan hasil kajiannya kepada Tim Percepatan Trem dari Pemkot Bogor.
“Dari pemaparan hasil kajian teknis oleh Colas Rail ada beberapa hal penting yang menjadi catatan. Satu diantaranya adalah diperlukannya lahan seluas 5 sampai 10 hektar untuk depo,” katanya.
Masih disampaikan Dedie, PT Colas Rail mengusulkan depo dibangun di samping tol agar dekat dengan koridor utama yang rencananya akan berada di dekat Terminal Baranangsiang.
“Iya, tapi lahan itu bukan milik pemerintah kota dan harus diakusisi. Idealnya diatas 5 hektar untuk depo. Artinya suatu saat depo itu akan melayani seluruh koridor,” tambah dia.
Menurut dia, anggaran sebesar Rp1,5 Triliun tersebut sudah termasuk mendatangkan beberapa unit trem baru dengan masa pakai 30 sampai 40 tahun. (*)









