Harian Sederhana, Bekasi – ILangkah awal saat mengubah profesi menjadi pertimbangan utama. Fokus perencanaan menjadi target yang disasar seorang pelaku usaha. Heri salah seorang pengusaha genteng pasir merasakan mengubah kemustahilan menjadi riil memang berat.
“Perlu bermacam strategi diaplikasikan agar hasilnya bisa sukses. Awalnya tiga tahun lalu saya menempati tempat sekarang ini, segala sesuatu berkenaan dengan usaha di tempat ini,” kata Heri mencoba mengenangkan. Setelah bisa dikatakan sukses dari perintisan awal tersusunlah perencanaan strategis bisnis.
Selama melaksanakan bisnisnya lanjut Heri, dirinya sendiri tetapkan aspek jauh dari negatif. Ekspektasi yang tinggi memicu motivasi untuk terus maju.
Heri bercerita terkait dengan tahapan yang dilalui dalam bisnis genteng pasir maupun baja ringan. “Semua usaha dengan apa pun jenisnya pastinya ada step by step yang harus dilewatinya dan ini akan menjadi kekayaan batin kami,” ujar Heri bangga.
Optimisme terus dijadikan trigger manakala usaha Heri mengalami penurunan. “Pada saat musim seperti sekarang yakni musim kemarau bisa dibilang pesanan terus menerus kesannya tanpa ada berhentinya, ya kita nikmati dan kami syukuri saja,” kata Heri.
Rahasia dapur perusahaan Heri pun terkuak berkaitan dengan omset penghasilan perbulan. “Kalau musim kemarau diambil rata-rata omset bisa mencapai Rp 400 juta. Nah, bisa dibilang saat-saat itu kami tidak bisa sejenak istirahat, jalan terus tidak berhenti,” papar Heri bangga dengan targetnya .
Namun tidak dipungkiri lanjut Heri , saat menginjak musim hujan maka omset akan turun drastis. “Bukan tidak mungkin saat musim hujan — pernah terjadi tidak sekalipun ada pesanan dari pembeli akibat hujan itu tadi,” tandasnya.
Obsesi Heri sekarang ini adalah niat pulang kampung di Banyumas Jawa Tengah. “Obsesi saya membuka cabang di kampung halaman sendiri setelah mendapatkan ilmu di rantau. Kami berharap bisa mengabdikannya di kampung halaman sendiri di Banyumas kelak,” celoteh Heri sangat berharap.
Pengusaha Heri ternyata masih menyimpan satu “dream” atau impian. “Pertama saya pasti harus pulang kampung mengembangkan bisnis genteng pasir dan baja ringan karena masih besar peluang sementara kompetitor boleh dibilang masih sedikit,” tegasnya.
Heri memberikan closing-statement bahwa selain melebarkan sayap bisnis, saat pulang kampung pun dirinya akan merawat orangtua. Argumen Heri ingin bisnis jalan sambil membahagiakan orang tua di saat usia senja dan sendirian di kampung halamannya, Banyumas.(*)
